tag:blogger.com,1999:blog-10975956515782841272024-03-23T03:17:35.703-07:00@budisetiawan999Belajar dan Berbagi bersama Budi SetiawanUnknownnoreply@blogger.comBlogger67125tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-75743572998334179172019-02-13T00:23:00.002-08:002024-03-22T22:38:48.047-07:009 Tips family Backpacker<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b style="text-align: justify;">9 Tips family Backpacker</b></div>
<div style="text-align: justify;">
-----------------------------------------</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Tiket pesawat LCC di "tanggal emas" (akhir pekan/ libur), cenderung lebih murah di flight malam hari.</li>
<li>Jika memutuskan ikut flight malam dan tidak ada budget buat menginap di hotel bandara (<i>you know</i> lah tarif hotel bandara), pastikan bandara cukup layak untuk "numpang nginep" (ada sofa, karpet, air minum).</li>
<li>Sebaiknya usia anak minimal 5 tahun, agar fisiknya sudah kuat jika diajak backpacker-an.</li>
<li>WAJIB membawa jaket hangat, minyak kayu putih, tolak angin, parasetamol, dan P3K lainnya yang dianggap perlu. Bahkan jika niat mengunjungi banyak tempat, bawa plester koyo penghilang pegal2.</li>
<li><b>WAJIB</b> bawa tumbler untuk isi ulang air minum, untuk efisiensi pembelian air mineral.</li>
<li><b>WAJIB</b> punya paket kuota internet, setidaknya untuk orang tua (ayah ibu). Meski ada koneksi wi-fi, tetap harus memiliki koneksi internet sendiri. Paket 3x24 jam di beberapa provider tanah air, harganya sudah cukup terjangkau, jadi tidak perlu beli kartu baru.</li>
<li>Jika membawa 2 anak, maka masing2 orang tua harus menjaga 1 anak. Jika fisik anak sudah kuat, bisa diminta membawa tas ransel berisi tumbler, snack, obat P3K, payung kecil, dan sedikit pakaian ganti.</li>
<li>Pastikan telah memiliki peta <i>itenary</i> dengan jelas, nama tempat, jenis transportasi umum, jarak dan estimasi waktu yang dibutuhkan. Kedua orang tua harus tahu, jangan mengandalkan hanya kepada 1 orang (bapak/ibunya saja). </li>
<li>Bagi muslim, agar berhati-hati dalam memilih makanan di restoran atau food court. Jangan sungkan bertanya <b><i>"is it Halal or not?" "No pork no lard?"</i></b> Usahakan ada kombinasi sayuran berkuah (soup), agar pencernaan anak2 tetap baik.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
-----------------</div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian tips sederhana ini semoga bermanfaat bagi rekan2 yang berencana mengajak keluarga kecilnya, 4 the 1st time bepergian ke LN secara lebih efektif dan EFISIEN.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-67313002763766561542019-02-13T00:16:00.006-08:002024-03-22T22:49:32.820-07:00Makan hemat di Staff Canteen Terminal 2 Changi Singapore<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFruRH101Snhvo6SqRaJJW4J8Beduodi2Nas7WewQLmqQ48jRgQ-607VZrcojZ-cdtVH_SxY_BKTxHQ26XWr5wtSKzPfpqeTYeaV90_DsocFykHUSzebjAbH434xF-AQWnkiWfRrTuAk3C/s1600/20190203_050304.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFruRH101Snhvo6SqRaJJW4J8Beduodi2Nas7WewQLmqQ48jRgQ-607VZrcojZ-cdtVH_SxY_BKTxHQ26XWr5wtSKzPfpqeTYeaV90_DsocFykHUSzebjAbH434xF-AQWnkiWfRrTuAk3C/s320/20190203_050304.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRPlzH6USJcJz0t9piJoqIRxthzX1tdkKk4YATlGq0BLb98K2v0QrQGgfe8gMPHX1Qg3jSo8W35ebn-4v_0P9DjAn2Uo7vZsKzU8fWAx7zJUTbA9wVVC0d01tILX-_AXLejCzsUC2cjU2u/s1600/20190203_051138.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="900" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRPlzH6USJcJz0t9piJoqIRxthzX1tdkKk4YATlGq0BLb98K2v0QrQGgfe8gMPHX1Qg3jSo8W35ebn-4v_0P9DjAn2Uo7vZsKzU8fWAx7zJUTbA9wVVC0d01tILX-_AXLejCzsUC2cjU2u/s320/20190203_051138.jpg" width="180" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sehubungan FAQ dari beberapa rekan, terkait pengalaman backpacker-an bersama "krucil" secara efektif dan EFISIEN, saya post di Fesbuk dan blog saja ya secara berseri.</div>
<div style="text-align: justify;">
--------------------------------</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Staff Canteen</b> ...</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>#FamilyBackpacker to #Singapore in 4 days</b></div>
<div style="text-align: justify;">
-------------------------------</div>
<div style="text-align: justify;">
Kantin yang berada di Terminal 1 Changi ini sering direkomendasikan di komunitas backpacker. Buka pada jam 05.00 waktu setempat dengan menu yang sangat beragam, Melayu, Chineese, Indian, Western juga ada. Harganya cukup ramah di kantong, ada harga khusus pegawai bandara, ada juga harga untuk umum.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah numpang beristirahat di sofa pada malam (dini harinya), kami langsung menuju kantin ini pada jam 05.00. Sangat mudah, keluar bandara/ melewati lift, lalu tengok ke arah kiri ada papan namanya cukup mencolok, setelah itu turuni anak tangga 1 lantai. Ohya, di sini sudah dibudayakan merapikan sendiri nampan dan peralatan makan yang digunakan konsumen. Untuk 1 paket nasi lemak sekitar $4.5, harga minuman rata2 $1. Kenyang deh, princess "biutipul" karena masih mengantuk, malah sempat tertidur setelah makan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai makan, bisa langsung menaiki sky train ke terminal 2. Sholat Subuh terlebih dahulu sebelum kemudian menuju pusat kota dengan menggunakan MRT</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-84900462326839865322018-05-19T17:40:00.000-07:002018-05-19T17:40:55.354-07:00Push Pull Mooring terkait minat beralih platform social media<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
"Push Pull Mooring (PPM) - framework" untuk mengukur consumer switching intention</div>
<div style="text-align: justify;">
------------------</div>
<div style="text-align: justify;">
Loyalitas saya menggunakan FB sudah terbagi dengan IG. Ada faktor pendorong (push factor) dan faktor penariknya (pull factor), serta faktor penghambat/penahannya (mooring factor)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Push factor itu segala sesuatu yang sifatnya negatif, sehingga menyebabkan kita ingin pindah dari satu wilayah ke wilayah lain. Terkait penggunaan socmed, misalnya atmosfir timeline facebook saya sudah tidak kondusif lagi. Setiap hari saya membaca cukup banyak status yang isinya tak jauh dari pembodohan2 publik dan kontra-produktif. Kondisi ini mendorong saya untuk mulai mencoba platform lain, misalnya instagram.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Selain itu, setiap postingan pun mulai kurang mendapatkan respon. Entah karena perbedaan pandangan politik maupun ideologi, pastinya jumlah likers mulai berkurang. Ini juga mendorong saya untuk mulai meninggalkan facebook.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Diamati ternyata para millenial (mahasiswa), sudah beralih ke instagram. Facebook hanya sekedar ada, dan postingan dibagikan dari status instagram. Ketika saya mulai mencoba, ternyata atmosfir instagram jauh lebih adem dan menyenangkan dibandingkan facebook. Aha, inilah yang menjadi faktor penarik agar saya beralih ke instagram.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seru nian melihat insta stories yang ada. Isinya hampir dominan tentang keseharian para penggunanya, dari mulai naik ojek hingga pooling2 sederhana dan kadang lucu2. Ya, hal itu tidak saya dapatkan di facebook. Di instagram bisa ada pooling apakah sambel jengkol itu enak atau tidak, dan para IG-ers dengan senang hati menjawabnya. Kondisi ini menjadi faktor penarik yang kuat untuk pindah ke IG, lebih asyik, lebih adem.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun demikian, di facebook saya sering juga melihat ada sedikit orang yang masih sering posting yang bermanfaat dan mencerahkan. Sangat sayang kalau saya tinggalkan sepenuhnya facebook, karena itu artinya saya kehilangan kesempatan untuk belajar. Nah faktor inilah yang dinamakan "mooring". Keberadaannya sebagai moderating, antara push-switching dan pull-switching.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Facebook membuat saya mengerti "peta" dari medan luas ikhtiar mencerdaskan kehidupan bangsa. Ibaratnya, facebook bisa digunakan sebagai "ladang dakwah", meski mungkin hanya hitungan jari saja yang mau menerimanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk hiburan, di tengah2 tekanan tugas2 kuliah yang bikin otak agak "kram" (lebaay), saya sering bikin pooling ringan di IG. See, para IG-ers dengan antusias menjawabnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selamat menjalankan ibadah shaum Ramadhan. Mohon maaf apabila ada kesalahan. Insyaallah ramadhan kali ini menjadi momentum yang sangat tepat dalam meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
--------</div>
<div style="text-align: justify;">
#2019PublikasiLagi #2019NaikKelas</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-76811447325027655592018-04-30T23:05:00.004-07:002018-04-30T23:05:59.037-07:00Focus Scopus Model (bagian 1)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-RsOHTMQAwdvsgA74mnutl4AaQEyo1Dekf6Df-yHS47W_OEdpC46FOr7jnY1HnABXkPR4m3GGrBLpvbmSVsszBK2hi994pSLDoKPNXOicJ7PpMQ8pKa9kzFvM7smUaqToKzDEYpVSfGaX/s1600/budi+scopus.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="722" data-original-width="878" height="263" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-RsOHTMQAwdvsgA74mnutl4AaQEyo1Dekf6Df-yHS47W_OEdpC46FOr7jnY1HnABXkPR4m3GGrBLpvbmSVsszBK2hi994pSLDoKPNXOicJ7PpMQ8pKa9kzFvM7smUaqToKzDEYpVSfGaX/s320/budi+scopus.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Model ini saya "declared" pertama kali di dinding facebook pada awal Juli 2016. Saya pasang sebagai cover photo di akun ini, sebagai pengingat dan motivasi. Hanya sedikit rekan saja yang memahami gambar ini, dan saya pun memang tidak memberi penjelasan apa-apa. Sehubungan banyak rekan yang meminta saya berkisah pengalaman saya publikasi pertama kali di jurnal internasional bereputasi, maka saya sampaikan saja melalui tulisan di dinding facebook. Saya tulis secara berseri dan se-sederhana mungkin, dengan maksud untuk sama2 belajar dan berbagi, bukan bermaksud untuk menggurui. Banyak "dewa-dewa" Scopus yang berteman dengan saya di akun ini, hormat ala samurai, sensei.</div>
<div style="text-align: justify;">
--------------------------</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Pada awal Juli 2016, saya akhirnya membulatkan tekad untuk mencoba publikasi di jurnal internasional bereputasi. Saya termasuk pribadi yang senang akan tantangan. Pada awal menjadi dosen di tahun 2006, saya ditantang untuk publikasi di jurnal nasional. Tantangan itu saya jawab, saat itu saya menjadi dosen pertama di kampus yang publikasi di jurnal yang diterbitkan oleh Kopertis. Ada 1 artikel saya juga yang dipublikasikan di jurnal yang diterbitkan oleh FEM-IPB, lagi-lagi, saya orang pertama yang "main di luar kandang".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tantangan kemudian meningkat lagi, kali ini publikasi di jurnal terakreditasi Dikti. Saya pun menjawab tantangan itu dengan mempublikasikan 2 artikel saya pada jurnal yang dikelola oleh Management research center FE UI (sekarang FEB UI). Tantangan tidak berhenti sampai di situ, kali ini adalah publikasi di jurnal internasional bereputasi. Publikasi di jurnal internasional bereputasi, masak tidak bisa? Kalau orang lain bisa, maka saya juga pasti bisa. Demikian seperti itu kira2 motivasinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Belajar dari pengalaman merasakan artikel yang pernah ditolak (hiks hiks hiks), saya pun melakukan evaluasi mengapa saya ditolak, eh artikelnya ditolak. Saya baca dengan seksama alasan penolakan yang diberikan oleh reviewer. Pahiitt bro sis, namun pahitnya pahit jamu, pahit di lidah enak di badan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya menyimpulkan satu kesalahan awal yang saya lakukan, yaitu "Saya tidak FOKUS". Alokasi waktu untuk menulis hanya sekedarnya saja, alur tulisan juga kemana-mana. Oke, kali ini harus fokus. Baca, baca, dan baca. Untuk bisa menulis, maka harus diawali dengan membaca.</div>
<div style="text-align: justify;">
--------------------------</div>
<div style="text-align: justify;">
Fokus mencari informasi, jurnal internasional seperti apakah yang termasuk dalam kategori bereputasi dan jurnal seperti apakah yang termasuk "abal-abal". Jangan dengarkan suara2 sumbang yang memperlemah motivasi, yang menganggap kita tidak mampu/ tidak kompeten, atau bahkan parahnya malah lebih memilih menyalahkan situasi. Keluarlah dari kungkungan pemikiran kelompok "orang-orang gagal", mendekatlah dengan orang-orang dengan pola pikir berenergi positif konstruktif.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fokus di sini juga artinya berkomitmen penuh untuk mendisiplinkan diri akan sebuah target yang ingin dicapai. Ada sebuah tujuan yang ingin diraih, mustahil dicapai tanpa adanya kesungguhan dan kebulatan tekad yang kuat. Motivasi seseorang untuk publikasi itu berbeda-beda. Ada yang untuk naik pangkat, serdos, dll. Bagi saya pribadi, motivasi terbesar untuk publikasi di jurnal internasional bereputasi, lebih kepada sebagai perwujudan dari "needs of achievement"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berprestasi adalah cara saya membalas jasa, budi baik, pada orang2 yang banyak berjasa dalam hidup saya. Berprestasi juga cara saya membalas dendam pada orang-orang yang pernah berbuat tidak baik pada diri saya. Fokus pada apa yang ingin dicapai, bulatkan tekad, mental baja. Ucapkan keras2 di dalam relung hati sanubari yang paling dalam, "saya pasti bisa".</div>
<div style="text-align: justify;">
--------------------------</div>
<div style="text-align: justify;">
Bersambung ...</div>
<div style="text-align: justify;">
Tulisan ini dibuat dan diposting pada Senin 30/04/2018 jam 22.48 WIB.</div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga bermanfaat untuk menambah semangat rekan2 para "pemburu Scopus" :-D</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-68853570203457644512017-11-01T21:56:00.000-07:002017-11-01T21:56:32.514-07:00Komponen dari Kelas Sosial<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAU2BhX890_b6iDkQmg1gQp2SliTYcX4PZqpx605-9Sf3l0VQyIGYsjXU9fPi-JJPHSdfKTsRzSkadYuvf6ShxQBnTqt9jnkQAjF2zmxW1PBPFI5j7OaikCaXxLIyF-gVOCRvuhEB9XaOl/s1600/budisetiawan999.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAU2BhX890_b6iDkQmg1gQp2SliTYcX4PZqpx605-9Sf3l0VQyIGYsjXU9fPi-JJPHSdfKTsRzSkadYuvf6ShxQBnTqt9jnkQAjF2zmxW1PBPFI5j7OaikCaXxLIyF-gVOCRvuhEB9XaOl/s320/budisetiawan999.jpg" width="240" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada beberapa komponen yang dapat digunakan untuk mengukur kelas sosial seseorang, di antaranya adalah: prestise profesi/pekerjaannya, tingkat pendapatan, dan gaya hidupnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Misalnya ada 2 orang (A dan B) yang memiliki profesi yang sama, yakni sebagai operator SPBU. A bekerja di SPBU Shell sedangkan B bekerja di SPBU Pertamina. Menurut anda, di antara A dan B mana yang profesinya dipersepsikan lebih prestisius?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya sampaikan contoh lain yang jauh lebih sederhana dibandingkan contoh pertama. Profesi sebagai anggota TNI dengan profesi sebagai anggota satgas ormas (misalnya), menurut anda, profesi mana yang dipersepsikan lebih prestisius?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tingkat dan jenis profesi yang sama dengan organisasi (tipe maupun skala) yang berbeda, menghasilkan persepsi yang berbeda. Sama2 berprofesi sebagai dosen, tapi dosen A ber-homebase di UI (misalnya) dan dosen B ber-homebase di STIE KESATUAN (misalnya). Mana yang lebih prestisius?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tingkat pendapatan seseorang juga dapat digunakan untuk mengukur kelas sosial seseorang. Namun ternyata tidak cukup dengan hanya mengetahui berapa tingkat pendapatannya, tapi juga harus diketahui dalam jangka waktu berapa lama seseorang tersebut mencapai hasilnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Misal A memiliki pendapatan Rp.10 juta yang di raihnya dalam kurun waktu 1 bulan, namun B bisa memiliki pendapatan Rp.10 juta yang diraihnya dalam kurun waktu 1 minggu. Dari sini bisa kita justifikasi mana yang kelas sosialnya lebih tinggi?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah cukup dengan mengetahui tingkat pendapatan? Ternyata tidak cukup. Kita juga harus tahu kemana uang tersebut dibelanjakan? Bagaimana attitude seseorang dalam menggunakan uang? Apakah seseorang tersebut termasuk dalam kategori "tightwards" yang merasakan "emotional pain" ketika berbelanja? Apakah orang tersebut termasuk dalam kategori "spendthrifts" yang merasa enjoy dalam berbelanja?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini termasuk dalam dimensi gaya hidup yang juga dapat digunakan dalam mengukur kelas sosial seseorang. Kebutuhan sebagai motivasi dasar dipenuhi dengan keinginan yang menyesuaikan pada gaya hidup seseorang. A dan B sama2 butuh makan siang. A memilih makan siang di rumah makan Padang, sedangkan B memilih makan siang di restoran Jepang di sebuah pusat perbelanjaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun demikian, terdapat pula beberapa hambatan dalam mengukur kelas sosial saat ini. Apa itu? Di antaranya adalah adanya perubahan dalam struktur keluarga, "anonymity" dan ketidakkonsistenan dari kelas sosial.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Persepsi berbicara mengenai seberapa kuat stimulus yang diberikan sebagai exposure. Seperti halnya gambar ini, bagaimana anda berpersepsi mengukur kelas sosial, ketika exposure yang diberikan adalah seperti ini? 😉</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Budi Setiawan</div>
<div style="text-align: justify;">
@budisetiawan999</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-31166286739161143582017-09-16T05:38:00.003-07:002018-04-30T23:12:40.866-07:00Situs Penyedia Ebook dan Artikel Jurnal Gratis<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg97txc7_nkB46smyac619av6f0pSAN6wisaW3VhabqDY7ffCIUIm0XFLMhN9Q0n8yFzOLyquVQ8q5vJZFHzmmHgJNNtfd2-q6z7t436mqOXLPggLIlLgg_ChVnvnmL_4A4Zb5-Chj9dgW/s1600/ebook.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="225" data-original-width="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg97txc7_nkB46smyac619av6f0pSAN6wisaW3VhabqDY7ffCIUIm0XFLMhN9Q0n8yFzOLyquVQ8q5vJZFHzmmHgJNNtfd2-q6z7t436mqOXLPggLIlLgg_ChVnvnmL_4A4Zb5-Chj9dgW/s1600/ebook.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ebook (sumber: Google Images)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Berikut ini saya sajikan tautan dari situs-situs yang menyediakan ebook gratis maupun artikel jurnal gratis. Untuk aspek legalitas file yang tersedia pada situs-situs tersebut, tidak saya bahas/tuliskan pada postingan ini. Informasi ini saya dapatkan dari diskusi di group media sosial Facebook, saya kutip langsung pada postingan ini dengan turut menyertakan sumbernya.<br />
<br />
Berikut ini saya kutip langsung dari diskusi tersebut:<br />
Budi Setiawan:<br />
"<span style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Bapak/Ibu yang saya hormati</span><br />
<span style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Mohon info untuk situs yang menyediakan ebook secara free selain gen.lib.rus.ec itu apa lagi ya?</span><br />
<span style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Terima kasih</span><br />
<span style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Salam</span><br />
<div>
<span style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;"></span><br />
<a name='more'></a></div>
<div>
<div>
Jawaban terbaik, datang dari pak Sabhan Kanata:</div>
</div>
<div>
Monggo yang butuh Research paper or Books<br />
Silahkan cari di laman berikut <b>(UPDATE per 01/05/2018)</b>:<br />
1) http://gen.lib.rus.ec<br />
2) <strike>http://sci-hub.org</strike><br />
3) <strike>http://sci-hub.cc</strike><br />
4) <strike>http://sci-hub.bz</strike><br />
4) http://search.crossref.org<br />
5) http://booksc.org/<br />
6) http://libgen.io/<br />
7) http://gen.lib.rus.ec/scimag/<br />
8) http://airccj.org/csecfp/library/index.php<br />
<b><span style="color: blue;">SCI-HUB dapat diakses di: http://sci-hub.tw</span></b><br />
<br />
for text books , these are the links<br />
1) http://libgen.org/<br />
2)http://gen.lib.rus.ec/<br />
3) http://en.bookfi.org/<br />
4) http://lib.freescienceengineering.org/<br />
5) http://bookza.org/<br />
6) http://bookzz.org/<br />
<br />
Free Download Fulltext Articles From Journals and Ebooks......<br />
<br />
Untuk yang open akses, terdapat beberapa pilihan yang bagus :<br />
<br />
1. Directory of Open Access scholarly Resources (ROAD)<br />
http://www.kopertis12.or.id/.../directory-of-open-access...<br />
Terdapat 13.745 open access resources dari 150 Negara siap diunduh, terdiri dari: 13.062 journal diantaranya 2.625 yang terindex Scopus 240 Academic Repositoriies 202 Monographic Series 126 Conference Proceeding 103 Scolarly Blogs.<br />
<br />
2. Indonesia OneSearch by The National Library of Indonesia, 2016<br />
http://www.kopertis12.or.id/.../indonesia-onesearch-by...<br />
Terhimpun Journal dan ebook dari berbagai institusi dalam dan luar negeri.<br />
Terdapat 2.734 Journal reputasi berbagai bidang ilmu, sebanyak 21.473.752 artikel jurnal full text avaiable SIAP DIUNDUH, tanpa perlu login.<br />
<br />
3. Journals with Open Access options<br />
http://journalfinder.elsevier.com<br />
Dengan mengisi kata kunci title dan abstrak dan conteng kotak Filter : Limit to journals with Open Access options.<br />
<br />
4. OAJ terindex Scopus yang dikelola Elsevier/Sciencedirect<br />
http://www.sciencedirect.com/.../jour.../all/all-open-access<br />
Kelihatannya terdapat 2.282 jurnal, namun hanya Edisi tertentu dari jurnal tsb yg free.<br />
<br />
5. OMICS Open Access Journals<br />
http://www.omicsonline.org/open-access-journals-list.php<br />
OMICS Internasional is current managing 700 + Open Access Journals in field of Clinical, Medical, Life Science, Pharma, Environmental, …<br />
<br />
6. IEEE Xplore Digital Library<br />
http://ieeexplore.ieee.org/Xplore/home.jsp<br />
<br />
7. Browse Journals-Wiley Open Access<br />
http://www.wileyopenaccess.com/view/journals.html<br />
<br />
8. Directory of Open Access Journals<br />
https://doaj.org<br />
<br />
9. Open Access Journals Search Engine (OAJSE)<br />
http://www.oajse.com<br />
<br />
10. BookSC<br />
The world’s largest scientific articles store. 50,000,000+ articles for free.<br />
http://booksc.org/<br />
<br />
11. Portal e-journal langganan Kemristekdikti<br />
ProQuest: http://search.proquest.com<br />
Cengage: http://infotrac.galegroup.com/itweb<br />
– Untuk Pencarian Terpadu: http://ristekdikti.summon.serialssolutions.com<br />
Untuk peroleh username dan password ikuti ini:<br />
http://simlitabmas.dikti.go.id/ejournal/Default.aspx<br />
<br />
<br />
<br />
Dirga:<br />
<br />
http://en.bookfi.net/<br />
<br />
<br />
<br />
Purwanto A Iskak:<br />
<br />
http://b-ok.org/<br />
<br />
<br />
<br />
Adi Jahja:<br />
<br />
http://www.pdfdrive.net/<br />
<br />
<br />
<br />
Semoga bermanfaat<br />
<br />
Budi Setiawan STIE Kesatuan Bogor<br />
<br />
Belajar dan berbagi bersama budisetiawan999<br />
<br />
----<br />
<br />
Sumber:<br />
<br />
Diskusi di Group Pojok Pendidikan</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-8730190323106993502017-08-22T04:49:00.002-07:002017-08-22T04:52:40.226-07:00Parameter pengukuran: Sepenggal kisah penarikan kesimpulan<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfSxEYVlXoUA_DDvk0E2AASTLx9n40fTC_V4sEEEbsn7EjMzqdKWvcIKQCIre4VYw6cEy3MdbJTChYMMjgfc_uw9cNX5W7xUczoDWZ5Gr8gyFZ-teYN4AU4RVCwFM5kKI2o29sk1uUYIEE/s1600/20170813_184528.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfSxEYVlXoUA_DDvk0E2AASTLx9n40fTC_V4sEEEbsn7EjMzqdKWvcIKQCIre4VYw6cEy3MdbJTChYMMjgfc_uw9cNX5W7xUczoDWZ5Gr8gyFZ-teYN4AU4RVCwFM5kKI2o29sk1uUYIEE/s320/20170813_184528.jpg" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar suasana dalam kereta KLIA Transit</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika dalam perjalanan menuju UPM dari hotel dengan menggunakan taksi online, saya berdiskusi ringan dengan sopir. Pada dasarnya sopir tersebut ramah, dia memulai diskusi tentang dari mana saya berasal dan sedang ada bisnis apakah di Malaysia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya pun menanggapi dengan baik, menyampaikan bahwa saya dari Indonesia dan ke Malaysia untuk keperluan pendidikan dikarenakan saya berprofesi sebagai pengajar di Indonesia. Sambil menyetir mobil, sopir ini cerita bahwa dia pernah datang ke Indonesia, khususnya ke Jakarta untuk menghadiri undangan pernikahan kerabatnya. Dia membandingkan kondisi kebersihan jalan raya antara Indonesia dengan Malaysia.</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Dengan bangga dia mengatakan "di sini jalan raya bersih tidak ada sampah, beda dengan di Indonesia. Coba anda lihat, bersih dan rapi bukan?" Saya senyum saja mendengarkan, lalu bertanya "sudah berapa kali anda ke Jakarta dan daerah mana saja yang sudah anda kunjungi?" Saya mengajukan pertanyaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Saya baru pertama kali ke Jakarta dan saya lupa nama daerahnya yang pernah saya kunjungi". Sambil tertawa kecil saya berkata "anda baru pertama kali ke Jakarta lalu bisa berkesimpulan bahwa Malaysia lebih bersih dan rapi dibandingkan Indonesia? Bagaimana bisa?". Singkatnya, sopir ini menyadari sudah keliru dalam berucap, bahkan kalau saya mau bisa saja saya kasih dia bintang satu sebagai "pelajaran". Hal itu tidak saya lakukan karena dia berpendapat seperti itu hanya berdasarkan ruang sampel yang dia lihat untuk diperbandingkan. Saya berikan dia bintang 4 untuk keramahannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lain cerita ketika menemani ibu-ibu (peserta dari Indonesia) berbelanja oleh-oleh di sebuah mall di pusat kota, ada fenomena yang di luar dugaan saya. Di mall tersebut beberapa wanita mudanya tampak berbusana (maaf) super <i>sexy</i> dan <i>hot</i>". Pengalaman saya main ke mall besar ibu kota (misalnya: MOI, Kokas, Boqer, CCM) belum pernah saya melihat wanita berbusana se-<i>sexy</i> ini di ruang publik (pusat pertokoan). Sebagai pria normal dan lugu (<i>hahaha</i>) tentu saja hal ini membuat saya gugup dan harus lebih sering "membuang pandangan" (dilihat dosa, gak dilihat...). Apakah yang saya lihat ini kemudian tepat dijadikan inferensia komparatif permisifnya publik akan kebebasan berbusana di ruang publik, antara Indonesia - Malaysia? Apakah hanya dengan sebuah fakta yang saya saksikan ini dapat secara tepat digunakan untuk men-generalisir bahwa ternyata rakyat Malaysia sudah lebih permisif dibandingkan rakyat Indonesia, dalam hal kebebasan penggunaan busana (khususnya busana super <i>sexy</i>) di ruang publik, yakni dalam hal ini pusat perbelanjaan? Lain halnya jika itu terjadi di pantai atau kolam renang misalnya. Apabila anda bertanya apa definisi dari super sexy, maka mungkin seperti <i>super hot pants</i> (sudah tidak perlu dibayangkan <i>hahaha</i>). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fenomena lain yang tak kalah mengagetkan adalah ketika saya melewati jembatan penyeberangan yang akan menghubungkan ke stasiun kereta, sayup-sayup saya dengar lantunan ayat suci Alquran. Awalnya saya kagum karena di kota besar ini bisa mendengar suara orang mengaji. Hingga kemudian saya tersadar bahwa suara lantunan ayat suci itu berasal dari para pengemis yang duduk di tepian jembatan. Mereka sambil duduk (anak-anak, dewasa, dan ada juga yang membawa bayi), membaca Alquran berukuran kecil. Di Indonesia, saya sering melihat pengemis yang meminta-minta dengan cara ber-shalawat, mengucapkan salam, hingga memanjatkan do'a kebaikan bagi para penderma. Saya belum pernah melihat atau menemukan pengemis yang mengharapkan pemberian orang dengan cara membaca Al-Quran, baru di Malaysia saya menemukannya. Lagi-lagi, apakah fenomena ini tepat dijadikan inferensia akan komparasi hanya berdasar dari fenomena singkat dan dangkal ini?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti itulah gambaran sebagian dari kita (juga saya dan mungkin anda) dalam menetapkan parameter pengukuran. Ketidakmampuan dan ketidakmauan kita untuk melihat dari sudut pandang lain secara lebih luas dan dalam, berpotensi membuat kita menerima hipotesis yang semestinya ditolak atau menolak hipotesis yang semestinya diterima. Seperti kisah para orang buta yang belum pernah memegang gajah dan saling "<i>keukeuh" </i>merasa paling benar dalam men-generalisir ruang sampelnya masing-masing.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Coretan di dinding fesbuk</div>
<div style="text-align: justify;">
Selasa, 22 Agustus 2017</div>
<div style="text-align: justify;">
@budisetiawan999 </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-81609386238445061382016-12-20T03:17:00.002-08:002016-12-20T03:26:44.378-08:00Tahapan Mencari Gambar via Google<div style="text-align: justify;">
<b>Latar belakang</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Informasi yang disebarluaskan melalui media sosial saat ini semakin berlimpah bahkan sangat berlimpah, cenderung tidak terkendali, HOAX di mana-mana (gambar/foto maupun tulisan), sehingga diperlukan adanya informasi tentang bagaimana caranya mengetahui kesahihan sebuah tulisan/berita dengan gambar yang disebarluaskan melalui internet (website, medsos) tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tujuan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berbagi informasi tentang bagaimana caranya mengetahui <b>kesahihan gambar </b>yang dimasukkan pada tulisan disebarluaskan oleh para pengguna media sosial (<b><i>Saya belum paham caranya mengetahui kesahihan informasi berupa tulisan</i></b>)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Manfaat</b></div>
<br />
<ol>
<li style="text-align: justify;">Meminimalisir HOAX berupa gambar</li>
<li style="text-align: justify;">Meningkatkan kesadaran dan kehati-hatian para pengguna internet dalam berbagi tulisan yang menggunakan gambar di media sosial</li>
<li style="text-align: justify;">Mencerdaskan kehidupan bangsa</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Pembahasan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut ini saya sampaikan tahapan-tahapannya se-ringkas mungkin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Misalnya: Ada konten berita/informasi heboh di
socmed dengan mengunggah gambar sendal bolong di bawah ini</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqgfcOfeP0oUtdq-8FGzXmxeGIGkSBlDFKYiV9Yr01abNc8y1_XIdyGfTQ7WiMolNqGTyEvv2PmGH3C4TjFTzX-xvmxZcphtEiXmZsEQtXHK8TRVSjJaNxJ1jYpmPF2aIm7yYk6ricVa5R/s1600/Hoax1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="229" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqgfcOfeP0oUtdq-8FGzXmxeGIGkSBlDFKYiV9Yr01abNc8y1_XIdyGfTQ7WiMolNqGTyEvv2PmGH3C4TjFTzX-xvmxZcphtEiXmZsEQtXHK8TRVSjJaNxJ1jYpmPF2aIm7yYk6ricVa5R/s320/Hoax1.png" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Klik pada gambar yang dituju, lalu klik kanan pilih “Search Google for
Image”. Saya menggunakan browser Chrome.<o:p></o:p></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFyWIlFRnM_9vrRkJIvOq5eDU4exkc7pEPb-TwcGaJdCzVVuD4eTOjYKKT6B5-WdfSznuWIc9qCfMWUu2TLEVO68URg5QGinA7UTJ9Jth6HIauNEAg-kxroZpwwJ87fBsn7WfYgtRk4ByU/s1600/hoax2.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="219" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFyWIlFRnM_9vrRkJIvOq5eDU4exkc7pEPb-TwcGaJdCzVVuD4eTOjYKKT6B5-WdfSznuWIc9qCfMWUu2TLEVO68URg5QGinA7UTJ9Jth6HIauNEAg-kxroZpwwJ87fBsn7WfYgtRk4ByU/s320/hoax2.png" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
Ini hasilnya<o:p></o:p></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhm5NQG9QBzUy8G4unR1BLT_ihu9ixE6_1UbFNTfte9yh7TcNKmhfq7OM0trsBXPYnyp_XSKVbouPJanwkP1ZmFWZ9YxPM0VEHPG4WnCNoP1L5Bc9BDnAvfvM0QDfX3IRrNIFZ6yN0Aw7Yc/s1600/hoax3.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="308" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhm5NQG9QBzUy8G4unR1BLT_ihu9ixE6_1UbFNTfte9yh7TcNKmhfq7OM0trsBXPYnyp_XSKVbouPJanwkP1ZmFWZ9YxPM0VEHPG4WnCNoP1L5Bc9BDnAvfvM0QDfX3IRrNIFZ6yN0Aw7Yc/s320/hoax3.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Fokus pada gambar yang sama, di klik saja.</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEighusFQwo38y3ZMuLSuuTyC1TfcaNgFKeWT8jwRda4nwl3KTZgO-vrUmqEYG6lG_wkUpa0rZgHfyer4qrT1iulz01MgLupxE-7X1Kyo3bcpUw2t-fLp2VD5tNvl_GZKCj-umXb2TJUy1ht/s1600/hoax4.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="233" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEighusFQwo38y3ZMuLSuuTyC1TfcaNgFKeWT8jwRda4nwl3KTZgO-vrUmqEYG6lG_wkUpa0rZgHfyer4qrT1iulz01MgLupxE-7X1Kyo3bcpUw2t-fLp2VD5tNvl_GZKCj-umXb2TJUy1ht/s320/hoax4.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">Perhatikan
gambarnya dan juga tanggal posting di website tersebut, duluan mana tanggalnya
dengan foto yang diunggah pemosting gambar di media sosial tersebut?</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRfbpz-XazZiFjoAahjr12uxk4nfh63uo7IfmgbWOKNetOznpMpH2EK9eLTK8sDVCUCtvKYBrGrph6pH1LRwzMfcTNpl5dODP8Lh9IA4BIAuyQNwlyWLnQSXsa9mBbQpEoanr4AfSush7Z/s1600/hoax5.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="287" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRfbpz-XazZiFjoAahjr12uxk4nfh63uo7IfmgbWOKNetOznpMpH2EK9eLTK8sDVCUCtvKYBrGrph6pH1LRwzMfcTNpl5dODP8Lh9IA4BIAuyQNwlyWLnQSXsa9mBbQpEoanr4AfSush7Z/s320/hoax5.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Kesimpulan:</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<ol>
<li><span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; text-indent: -18pt;"> </span><span style="text-indent: -18pt;">Klik gambar</span></li>
<li><span style="text-indent: -18pt;">Cari di
Google, saya pakai Chrome</span></li>
<li><span style="text-indent: -18pt;">Pilih situs
dengan gambar yang sama</span></li>
<li><span style="text-indent: -18pt;">Jika banyak
situs yang sudah memuat gambar yang sama, pilih situs dengan <b>tanggal posting
paling awal</b></span></li>
</ol>
<o:p></o:p><br />
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<o:p></o:p></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal">
Semoga bermanfaat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Belajar dan Berbagi bersama Budi Setiawan<br />
<br />
Mari silaturahim:<br />
Instagram: @budisetiawan999</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Twitter: @budisetiawan999</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
FB: @budisetiawan999 </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<br />
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-77135216020250009862016-07-27T23:21:00.002-07:002016-07-27T23:21:13.347-07:00Alasan Organisasi Membutuhkan Riset Pemasaran (LANJUTAN)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiz83Wn9AgpDIQStZId-v0uSBQR8SGX-RCnsuoVVooTeXYXtSfEqBNX-pH6LtiTFBI_kRFYAf2zT-7S6poY3z-aBcWeFGLetbVORA1TwQerJlWm3GpHlT7ay_badROHH9aemj4RrqIEnmck/s1600/IMG_20150824_112236.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiz83Wn9AgpDIQStZId-v0uSBQR8SGX-RCnsuoVVooTeXYXtSfEqBNX-pH6LtiTFBI_kRFYAf2zT-7S6poY3z-aBcWeFGLetbVORA1TwQerJlWm3GpHlT7ay_badROHH9aemj4RrqIEnmck/s320/IMG_20150824_112236.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto: Seminar Nasional Forum Dosen Indonesia di Bandung 2015</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terdapat fenomena global terkait loyalitas pelanggan, yakni organisasi di seluruh dunia telah kehilangan separuh dari pelanggannya setiap 5 tahun. Namun demikian ternyata para manajer pada umumnya telah gagal untuk mengatasi kenyataan atau fakta yang ada di depan mata secara cepat, dengan berusaha mempelajari mengapa para pelanggan tersebut kemudian memutuskan untuk pergi meninggalkannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lebih dari dua per tiga organisasi mengalami kegagalan dalam memuaskan kebutuhan pelanggan superiornya dikarenakan persepsi mereka terhadap apa yang sebenarnya diinginkan pelanggan sangat jauh dari kenyataan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini terjadi disebabkan bukan karena mereka tidak memiliki kepedulian terhadap kebutuhan pelanggan, namun hal ini lebih disebabkan karena mereka berupaya mencapai tujuan akhir yang keliru. Dengan demikian maka perusahaan harus melakukan riset yang tepat untuk dapat mempelajari kesalahan apa yang sebenarnya telah terjadi (Reichheld, F. 1996, Shukla, P. 2002)</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Mengacu pada realita yang ada, Shukla. P. (2009) menjelaskan bahwa riset pemasaran dapat membantu organisasi dalam berbagai proses pengambilan keputusan yang dapat diklasifikasikan menjadi dua katagori, yakni riset identifikasi masalah (problem identification research) dan riset penyelesaian masalah (problem solving research). Klasifikasi riset pemasaran ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh Malhotra (2009), di mana fokus utama dari peranan riset pemasaran adalah untuk memberikan informasi dalam upaya melakukan identifikasi persoalan-persoalan pemasaran dengan cara-cara penyelesaian masalah yang dapat diimplementasikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terkait hal tersebut, Shukla. P. (2009:16) memberikan contoh sebuah proyek riset berfokus pada preferensi konsumen teh hijau di Inggris, dengan hasilnya adalah sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Analisis tren pasar dan produksi global dari teh hijau, semakin pentingnya teh hijau dibandingkan varian teh hitam dan peramalan konsumsi teh hijau di Inggris di masa depan (Riset identifikasi masalah)</li>
<li>Faktor kunci manfaat kesehatan sebagai atribut dari teh hijau dan kesadaran akan manfaatnya di antara beragam kelompok konsumen seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan dan berbagai aspek demografi lainnya (Riset penyelesaian masalah)</li>
<li>Profile lebih dari 30 pemain/pebisnis teh yang menawarkan teh hijau di pasar Inggris (Riset identifikasi masalah)</li>
<li>Proses pengambilan keputusan konsumen dan preferensinya dalam pembelian teh dan produk terkait lainnya (Riset penyelesaian masalah).</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><u>Contoh kasus:</u></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebuah perusahaan katakanlah PT. XYZ yang bergerak di bidang produksi consumer goods kopi putih (white coffee) dalam kemasan sachet, memiliki pendapatan pada Tahun 2016 sebesar Rp.100 milyar. Perusahaan ini dihadapkan pada sebuah situasi terjadinya penurunan pangsa pasar sedangkan perusahaan berusaha keras untuk meningkatkan penjualan produk white coffee yang belum optimal.PT XYZ kemudian melakukan riset identifikasi masalah dengan mengkontrak sebuah perusahaan riset eksternal terkemuka. Periset melakukan wawancara dengan para pengambil keputusan dari PT. XYZ dan melakukan survey kepada para konsumen mengenai persepsi dan preferensi mereka akan White Coffee. Hasilnya diketahui bahwa konsumen mulai merasa jenuh dengan white coffee rasa original dan juga white coffee yang hanya bisa dinikmati dengan air panas. Selain itu konsumen merasa bahwa komunikasi pemasaran perusahaan melalui iklan dianggap tidak mencerminkan asosiasi merek sesuai yang diharapkan. Dengan riset identifikasi masalah ini, maka membantu PT XYZ dalam mengidentifikasi masalah bisnisnya, yakni tidak kreatif dalam strategi bauran produk dan komunikasi pemasarannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
PT XYZ kemudian berupaya mencari solusi dari permasalahan yang telah berhasil diidentifikasikan tersebut, dengan cara mengembangkan varian produk dan komunikasi pemasarannya. Periset kemudian melakukan uji coba pasar sasaran akan varian produk baru yang dikembangkan perusahaan dengan melakukan survey. Periset menguji preferensi konsumen tertarget dari berbagai aspek demografis akan 3 jenis rasa White Coffee dari PT XYZ, yakni Cokelat, Karamel, dan Original. Hasilnya diketahui bahwa pada jenis rasa Cokelat lebih disukai pada konsumen remaja, sedangkan jenis rasa karamel dan original lebih disukai pada konsumen dewasa. Baik pada konsumen remaja maupun dewasa, kedua kelompok ini secara umum menyatakan tertarik untuk mengkonsumsinya dengan air dingin (es). Hasil ini berimplikasi pada strategi pemasaran PT XYZ dalam menyampaikan komunikasi pemasaran produknya. Riset yang telah dilakukan merupakan riset penyelesaian masalah yakni dilakukan dengan tujuan utamanya adalah menyelesaikan masalah pemasaran secara spesifik, dalam hal ini inovasi rasa dan komunikasi pemasaran kepada konsumen tertarget.</div>
<div style="text-align: justify;">
27/7/2016</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-16758596032546536552016-07-26T00:06:00.001-07:002016-07-26T00:19:26.955-07:00Uji normalitas multivariate dengan teknik scatter-plot dan korelasi antara jarak mahalanobis dengan Chi Square<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEMgeG0LOeMbekaQ17LbVv-cJvPf7_YcZHOkQBaf_d_kqxFQ_SJ85onTqoRHuATyhbK37iG3AFOIhaFBebwjTqrFCkewMYHBq-i2vdVWxgFMat_aeYFHDm3q6gqR5FBdlphCgNEp_j4iaw/s1600/0342-IMG20150523172813.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEMgeG0LOeMbekaQ17LbVv-cJvPf7_YcZHOkQBaf_d_kqxFQ_SJ85onTqoRHuATyhbK37iG3AFOIhaFBebwjTqrFCkewMYHBq-i2vdVWxgFMat_aeYFHDm3q6gqR5FBdlphCgNEp_j4iaw/s320/0342-IMG20150523172813.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya kutip dari status <i>facebook fans page</i> <a href="http://www.facebook.com/budisetiawan999" target="_blank">Belajar dan Berbagi bersama Budi Setiawan</a> tanggal 25/07/2006:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Beberapa waktu lalu seorang sahabat mengirimkan pesan melalui inbox, bertanya mengenai mahalanobis distance. Sehubungan akses internet yang terbatas menggunakan ponsel, saya belum menjawab secara detail pertanyaan sahabat saya. Kebetulan hari ini saya bertugas mengawas UAS di sore hari, jadi InsyaAllah siang nanti akan saya posting teknis praktisnya dengan SPSS. Sekedar informasi, teknik ini tidak saya bahas di buku biru karena pertimbangan teknisnya yang menurut saya kurang praktis.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Sederhananya begini, teknik ini dapat digunakan untuk uji asumsi normalitas multivariat, dengan hipotesisnya:</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Ho : Data berasal dari populasi berdistribusi normal</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Ha : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Teknis dengan SPSS:</i></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li><i>Run regresi linear - save - distance beri checklist pada mahalanobis. Akan muncul variabel baru Mah_1</i></li>
<li><i>Urutkan Mah_1 dengan sort cases ascending</i></li>
<li><i>Bikin variabel baru, beri nama katakanlah "J", lalu entry data 1, 2, 3 ... n sesuai banyak data</i></li>
<li><i>Hitung probabilitasnya melalui compute variable, masukan rumus ini (J-0,5)/n di mana n adalah banyak data</i></li>
<li><i>Muncul variabel baru misal diberi nama Prob_Value</i></li>
<li><i>Compute variable lagi, misal beri nama qi lalu pada kolom Numeric Expression adalah IDF.CHISQ(Prob_value,2)</i></li>
<li><i>Buat scatter plot dan hitung koefisien korelasinya"</i></li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Alhamdulillah</i> koneksi internet sangat memadai di kampus hari ini dan ada waktu luang, sehingga saya bisa berbagi dari sedikit yang saya pahami akan teknik ini. Untuk file latihan, silahkan gunakan file regresi_linear.sav yang ada pada menu "Download" dari blog ini. File tersebut adalah salah satu file latihan yang digunakan sebagai latihan pada buku "Teknik Praktis Analisis Data Penelitian Sosial dan Bisnis dengan SPSS", jika rekan-rekan berminat membeli silahkan <a href="http://andipublisher.com/produk-0215005636-teknik-praktis-analisis-data-penelitian-.html" target="_blank">klik di sini</a>. Oke berikut ini saya sampaikan tekniknya <i>step by step </i>sesederhana mungkin:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a>1. Misalkan ada data seperti di bawah ini (data latihan silahkan unduh <a href="http://budisetiawan999.blogspot.co.id/p/download.html" target="_blank">di sini</a>):<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivAiibgX5k8QpxPeUrHlHyJVvFyjWzw4fofLOJnbenGg1hB8Du0TonRqabkIcqNa4yrxW8-MmKNKEGvHmvD2Y5-OuViJbUOqsWpoZr8SqF3YZ4e6Wdee_sWrEcfl5qWLY035tpZ_KMPr2N/s1600/budisetiawan1.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivAiibgX5k8QpxPeUrHlHyJVvFyjWzw4fofLOJnbenGg1hB8Du0TonRqabkIcqNa4yrxW8-MmKNKEGvHmvD2Y5-OuViJbUOqsWpoZr8SqF3YZ4e6Wdee_sWrEcfl5qWLY035tpZ_KMPr2N/s320/budisetiawan1.png" width="169" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 1</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
2. Analyze - Regression - Linear</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Masukkan variabel dependent dan independent(s) nya lalu klik tombol Save</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4wCzT8ROgTMVIGXPoxoEAPxoSID96u5ORIZO8xwY1maoClNI2zVLM8SU3d2dTC8vhjbRsDY5O2X8A4uHXdsue8iHD0Y4eaa6bQDc_0A0CzFXuXJs0aezJlVlu9JVrKWMkxmm7k2xtvmex/s1600/budisetiawan2.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="254" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4wCzT8ROgTMVIGXPoxoEAPxoSID96u5ORIZO8xwY1maoClNI2zVLM8SU3d2dTC8vhjbRsDY5O2X8A4uHXdsue8iHD0Y4eaa6bQDc_0A0CzFXuXJs0aezJlVlu9JVrKWMkxmm7k2xtvmex/s320/budisetiawan2.png" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 2</td></tr>
</tbody></table>
3. Beri tanda checklist pada opsi Mahalanobis di bagian Distances, continue - OK<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp5madtPpBUXRet9Tj2y-ACUCanVwNdOdV7O0fhUsGFP7Qoa9cxrWHdITRjM5ehT31dRaQIj1UJTorSf8RYhVcYaSvKU6sFjQHqZnCVrpPED-xDTh-SK17NeU9zhAlkaHuX5Il7BHm80hm/s1600/budisetiawan3.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp5madtPpBUXRet9Tj2y-ACUCanVwNdOdV7O0fhUsGFP7Qoa9cxrWHdITRjM5ehT31dRaQIj1UJTorSf8RYhVcYaSvKU6sFjQHqZnCVrpPED-xDTh-SK17NeU9zhAlkaHuX5Il7BHm80hm/s320/budisetiawan3.png" width="237" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 3</td></tr>
</tbody></table>
4. Muncul variabel baru MAH_1<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHMQQdp1ra7za670D8gcaJ8rg7d3F04WQpiCMRkEcYq6FVEpEFSVYRw3HSPzoB6mapNJZGWgObEujsax9frNvrM8MUH-QA8mBzP1DIEL7UobDJB29c79we4h7V7FNSdh0OR3CKQAaoDqTp/s1600/budisetiawan4.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHMQQdp1ra7za670D8gcaJ8rg7d3F04WQpiCMRkEcYq6FVEpEFSVYRw3HSPzoB6mapNJZGWgObEujsax9frNvrM8MUH-QA8mBzP1DIEL7UobDJB29c79we4h7V7FNSdh0OR3CKQAaoDqTp/s320/budisetiawan4.png" width="252" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 4</td></tr>
</tbody></table>
5. Urutkan variabel MAH_1 secara Ascending. Gunakan Sort Cases. Hasilnya sebagaimana disajikan pada gambar di bawah ini<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtY8_Q48wfbQNI8_NpFrU04pkBdHU5fl6W-0j4X0csbxKZ2UiYihNA2-59h_Rc9z6d_l7h3R5kcPHN5ziRQ3QUl8_dNOzA95lC__GosHzAmK5tFOdGBg8QF2W3iy4F9ASKZZn1X8EhyphenhyphenPIb/s1600/budisetiawan5.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtY8_Q48wfbQNI8_NpFrU04pkBdHU5fl6W-0j4X0csbxKZ2UiYihNA2-59h_Rc9z6d_l7h3R5kcPHN5ziRQ3QUl8_dNOzA95lC__GosHzAmK5tFOdGBg8QF2W3iy4F9ASKZZn1X8EhyphenhyphenPIb/s320/budisetiawan5.png" width="223" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 5</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
6. Buat variabel baru, katakanlah diberi nama "J". Lalu entry 1, 2, 3, ... n sesuai dengan jumlah data kita</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwg24z7Xd2VnG7fOBOdQaqsIdTqP4r1PIByxa0Jqn69TyQrPvhM_ZNmnQ3HpqJ-1WkG5655haByTMWOiHmwnp08cKmeBMccL28Fr1EhWJExI7WePGAG46J_D14oYiNaUQHvAJVdGxNBwkr/s1600/budisetiawan6.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwg24z7Xd2VnG7fOBOdQaqsIdTqP4r1PIByxa0Jqn69TyQrPvhM_ZNmnQ3HpqJ-1WkG5655haByTMWOiHmwnp08cKmeBMccL28Fr1EhWJExI7WePGAG46J_D14oYiNaUQHvAJVdGxNBwkr/s320/budisetiawan6.png" width="260" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 6</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
7. Hitung nilai Probabilitasnya. Masuk ke Transform - Compute Variable.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Target variable: Prob_Value</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Numeric Expression: (J-0.5)/n di mana n adalah jumlah data, pada latihan ini n = 20</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkmBdf_bNgfSysJKIkDLSFj8E6cy2awQDWnCH88lI55gHPRdH3y1tYcFeUKDNcER1AM_wJx8rvtTgNuyRuyJYoBZLetaSUeIG0mscUqUkGhVbvh-4mNLqD7dpXQtB98IbdsFi-OW50Qt2M/s1600/budisetiawan7.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="253" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkmBdf_bNgfSysJKIkDLSFj8E6cy2awQDWnCH88lI55gHPRdH3y1tYcFeUKDNcER1AM_wJx8rvtTgNuyRuyJYoBZLetaSUeIG0mscUqUkGhVbvh-4mNLqD7dpXQtB98IbdsFi-OW50Qt2M/s320/budisetiawan7.png" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 7</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
8. Akan muncul variabel baru bernama "Prob_Value"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
9. Hitung nilai Chi-Square-nya. Masuk ke Transform - Compute Variable:</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Target Variable: qi</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Numeric Expression: IDF.CHISQ(Prob_value,2)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Akan muncul variabel baru, yakni "qi"</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMc0Q1MgWjeXYR9kG7PHsMn8aVKav7HBvHJTznRgHruOojvPztzasQzDZr7BmYihoQ4Iw00TV7uA99G-UxKYyAirib554gHrGGmBG9GoF58irrH5XmbxPomMNfOEcGRFywsXkrkJkzArEv/s1600/budisetiawan8.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMc0Q1MgWjeXYR9kG7PHsMn8aVKav7HBvHJTznRgHruOojvPztzasQzDZr7BmYihoQ4Iw00TV7uA99G-UxKYyAirib554gHrGGmBG9GoF58irrH5XmbxPomMNfOEcGRFywsXkrkJkzArEv/s320/budisetiawan8.png" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 8</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
10. Lakukan analisis Scatter Plot, di menu Graph - Scatter plot</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
11. Masukkan variable Mahalanobis di kolom X dan variable qi di kolom Y</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwdmRG941m5vpwU_32nk6XX-QOASqiOzrZQLbBOhrdFIlPNiLbaMcG64_BfN_aGRNynKfUj4BLs-QLCEitkU7o3kO2UHMsUMU0qbV4Xhbftne3z-AbyhMSq6BI1_cP7pAK5QlWCYdLEHov/s1600/budisetiawan9.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwdmRG941m5vpwU_32nk6XX-QOASqiOzrZQLbBOhrdFIlPNiLbaMcG64_BfN_aGRNynKfUj4BLs-QLCEitkU7o3kO2UHMsUMU0qbV4Xhbftne3z-AbyhMSq6BI1_cP7pAK5QlWCYdLEHov/s400/budisetiawan9.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 9</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
12. Apabila secara visual menampilkan setidaknya 50% plot nya membentuk sebuah garis linear, maka dapat dikatakan telah memenuhi asumsi <i>Data berasal dari populasi berdistribusi normal. </i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
13. Untuk memastikan, gunakan analisis Korelasi Bivariate</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5sVxLnIrCIysN9lAijdVA5ozZTCdW3NxBNNcumWhWGXtvKjLfUelaUb__stka760iddzsoMf4Z-hDDqsOAMNJz8Qxei7TfpsCzFrUGkvyLxzRV0uKZCs14mBXFBBio4UrMbiJSXOoBO74/s1600/budisetiawan10.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5sVxLnIrCIysN9lAijdVA5ozZTCdW3NxBNNcumWhWGXtvKjLfUelaUb__stka760iddzsoMf4Z-hDDqsOAMNJz8Qxei7TfpsCzFrUGkvyLxzRV0uKZCs14mBXFBBio4UrMbiJSXOoBO74/s400/budisetiawan10.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 10</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
14. Nilai koefisien korelasinya 0,939 bandingkan dengan nilai r tabel. Untuk praktisnya lihat saja nilai Sig 0,000 < 0,05. Dengan demikian korelasinya signifikan dan dapat diartikan bahwa <i>Data berasal dari populasi berdistribusi normal</i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Semoga apa yang saya sampaikan ini ada manfaatnya dan dapat dipahami dengan baik. Dikarenakan keterbatasan pemahaman materi, saya sangat berharap apabila rekan-rekan menemukan adanya kesalahan dalam tulisan ini atau berkenan memberikan tambahan, sudilah kiranya berbagi ;)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Salam</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Budi Setiawan</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-37051737915044369292016-07-25T00:12:00.004-07:002016-07-25T00:28:53.073-07:00Tip Berinvestasi secara Aman<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYiqqraMQWL25b2OqcuSKLb-WkZEFAP71RS51xOZt7AicvDK4iZGvuOozcY4wrrVwDa-4s6ZdlYROJkHmkLrjZIoqbGbaNHWWsLpucv_mP-iLncVJZ1OOuZkcjrF3WIlNHhMVihDxC5_b9/s1600/101.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYiqqraMQWL25b2OqcuSKLb-WkZEFAP71RS51xOZt7AicvDK4iZGvuOozcY4wrrVwDa-4s6ZdlYROJkHmkLrjZIoqbGbaNHWWsLpucv_mP-iLncVJZ1OOuZkcjrF3WIlNHhMVihDxC5_b9/s320/101.jpg" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto: Tol Bandung - Jakarta</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<b>Tip Perlindungan Konsumen dan Berinvestasi secara Aman dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan)</b></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengacu pada Pasal 4 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang OJK, diketahui bahwa salah satu tugas OJK adalah memberikan perlindungan kepada konsumen dan/atau masyarakat. Implementasi pelaksanaan tugas tersebut adalah dengan melakukan dua aksi pendekatan, yakni aksi preventif dan aksi represif.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai bagian dari aksi preventif, OJK berupaya meningkatkan literasi keuangan yang dapat berimplikasi pada perlindungan konsumen yang baik. Tip Perlindungan Konsumen adalah sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a></div>
<ol>
<li>Meneliti terlebih dahulu profil Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang menawarkan produk atau jasanya</li>
<li>Meneliti apakah produk atau jasa yang ditawarkan sudah mendapatkan izin atau terdaftar di OJK</li>
<li>Membaca dengan seksama setiap informasi atau kontrak yang berkaitan dengan produk atau jasa yang ditawarkan LJK dan meminta penjelasan jika diperlukan sehingga segala hal dapat dipahami secara jelas sebelum membeli atau menandatangani kontrak/perjanjian.</li>
<li>LJK wajib memberikan salinan kontrak perjanjian kepada konsumen</li>
<li>Bersikap waspada terhadap tawaran atau iklan yang menggiurkan dan menjanjikan imbal hasil yang jauh dari kelaziman, dan segera melaporkan atau mengadukan ke LJK tersebut jika terjadi permasalahan yang berkaitan dengan produk atau jasa yang telah digunakan konsumen.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Selain tip perlindungan konsumen tersebut, pada booklet perbankan Indonesia 2016, OJK juga menginformasikan Tip Aman Berinvestasi yakni:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Ketahui kebutuhan keuangan di masa yang akan datang</li>
<li>Masyarakat wajib memahami produk keuangan yang ditawarkan kepadanya</li>
<li>Pahami risiko produk keuangan yang ditawarkan</li>
<li>Bila ada tawaran investasi dengan iming iming hasil yang tinggi dan di luar kewajaran, konsumen sebaiknya menghindari investasi tersebut,karena selain berisiko tinggi, tidak dijamin pemerintah</li>
<li>Jika masyarakat atau konsumen ragu, sebaiknya bertanya</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Karakteristik investasi yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Memberikan iming-iming imbal hasil yang sangat tinggi (high rate of return)</li>
<li>Adanya jaminan bahwa investasi tidak memiliki risiko investasi (free risk)</li>
<li>Pemberian bonus dan cash back yang sangat besar bagi konsumen yang bisa merekrut konsumen baru</li>
<li>Penyalahgunaan testimoni dari para pemuka masyarakat untuk memberikan efek penguatan (endorsment) dan kepercayaan</li>
<li>Janji kemudahan untuk menarik kembali aset yang diinvestasikan dan jaminan keamanan aset yang diinvestasikan (easy, flexible, and safe)</li>
<li>Jaminan pembelian kembali tanpa pengurangan nilai (buy back guarantee)</li>
<li>Masyarakat juga harus selalu ingat bahwa Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) bukan merupakan izin untuk melakukan penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi.</li>
</ol>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-68484021124908095212016-07-23T01:53:00.002-07:002024-03-22T22:39:56.194-07:00Etika dalam Riset Pemasaran<div style="text-align: justify;"><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malhotra (2009) menjelaskan bahwa pada umumnya, riset pemasaran dilaksanakan oleh perusahaan komersial dengan motif utama yang berorientasi pada profit. Terkadang, motif ini menyebabkan peneliti maupun klien mengkompromikan tujuan dan profesionalisme yang terkait dengan proses riset pemasaran. Perusahaan komersial pelaksana riset pemasaran ini dapat berasal dari organisasi riset independen (pemasok eksternal) maupun dari bagian dalam perusahaan (pemasok internal). <i>Stakeholder</i> atau pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan riset pemasaran, setidaknya terdiri dari pelaksana riset, klien, dan responden. Pelaksana riset harus dapat bersikap dan berpikir ilmiah, objektif dan berintegritas tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Periset harus sedapat mungkin menghindari adanya konflik kepentingan dalam pelaksanaan riset dari klien. Data primer yang dikumpulkan dari responden haruslah objektif dan tidak merugikan responden secara materil maupun imateril. Periset tidak boleh melakukan kebohongan dan manipulasi untuk menaikkan tingkat respons. Periset tidak boleh memaksa responden dan harus meminta izin atau persetujuan kepada responden dalam melakukan kegiatan wawancara maupun pengisian angket. Periset harus memperhatikan kesediaan dan kesiapan responden dalam pengumpulan data primer melalui wawancara maupun pengisian angket. Satu hal yang juga penting untuk diperhatikan adalah sedapat mungkin responden tidak diperlakukan bagai "habis manis sepah dibuang", sehingga ucapan terimakasih dan mungkin sedikit cinderamata dapat dipertimbangkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terhadap klien, periset harus bersikap profesional dan memberikan hasil riset yang berkualitas tinggi bagi pengambilan keputusan manajemen. Periset harus dapat menggunakan metode yang tepat dan handal dalam mengidentifikasi dan merumuskan masalah, sehingga dapat dihasilkan berbagai informasi yang dapat memiliki implikasi manajerial secara empiris. Periset tidak boleh bersikap subjektif dan mengorbankan idealisme profesional dalam melakukan kegiatan riset dengan hasil yang "dikondisikan" akan memberikan hasil yang menyenangkan klien saja. Hal ini dapat saja terjadi atas dorongan finansial, yakni berharap dengan hasil yang menyenangkan klien tersebut, maka klien akan kembali menggunakan jasa periset di kemudian hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada perspektif lain, klien juga harus dapat menghormati idealisme profesional periset. Klien tidak boleh melakukan intervensi subjektif yang berdampak pada "pengkondisian" hasil riset, sesuai dengan harapan yang telah ditargetkan sebelumnya. Apabila seorang atau sebuah lembaga riset telah dapat dibeli idealismenya, maka kehancuran kredibilitasnya hanya tinggal menunggu waktu. Sebagai contoh, masih ingat kah anda akan hasil quick count beberapa lembaga riset pada pilpres 2014?</div>
<div style="text-align: justify;">
Klien dapat saja menginginkan identitasnya dirahasiakan agar tidak diketahui oleh pesaing. Dengan demikian periset harus dapat menjaga rahasia tersebut dengan sebaik mungkin.</div>
<div style="text-align: justify;">
23/07/2016</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-42586694159100954852016-07-19T01:48:00.001-07:002024-03-22T22:40:22.215-07:00Klasifikasi Riset Pemasaran<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan kekhususan dari tujuannya, yakni apakah riset yang dilakukan adalah untuk mengatasi permasalahan yang bersifat sangat spesifik ataukah untuk menjelaskan beberapa fenomena pemasaran secara keseluruhan, maka riset pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Klasifikasi riset pemasaran yang pertama adalah riset pemasaran terapan (Applied Marketing Research). William G. Zikmund dan Barry J. Babin (2010:7) menyatakan: "<i>Applied marketing research is conducted to address a specific marketing decision for a specific firm or organization</i>". </div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan demikian dapat dipahami bahwa riset pemasaran terapan ini merupakan suatu aktivitas riset dengan tujuan khususnya adalah agar dapat digunakan oleh manajemen organisasi maupun individu dalam pengambilan keputusan pemasaran yang bersifat khusus atau spesifik. Riset pemasaran terapan akan diselaraskan dengan fungsi-fungsi manajemen, sehingga biasanya akan mencakup riset pengembangan, tindakan, dan evaluasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Klasifikasi riset pemasaran yang kedua adalah riset pemasaran dasar (Basic Marketing Research). William G. Zikmund dan Barry J. Babin (2010:7) menyatakan: "<i>Basic marketing research is conducted without a specific decision in mind, and it usually does not address the needs of a specific organization. It attempts to expand the limits of marketing knowledge in general, and as such it is not aimed at solving a particular pragmatic problem.Basic research can be used to test the validity of a general marketing theory (one that applies to all of marketing) or to learn more about some market phenomenon</i>".</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan demikian maka dapat dipahami bahwa riset pemasaran dasar ini adalah riset dengan tujuan spesifiknya adalah tidak dimaksudkan untuk dapat diterapkan oleh organisasi maupun individu. Riset pemasaran dasar memiliki tujuan khusus dalam menguji validitas teori pemasaran umum bagi pengembangan teori secara konseptual. Riset pemasaran dasar dapat menggunakan pendekatan deduktif (menarik suatu kesimpulan dari pernyataan umum ke pernyataan khusus) dan pendekatan induktif (pernyataan khusus menuju pada kesimpulan umum).</div>
<br />
Bersambung...<br />
19/7/2016Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-30085970613775993792016-07-17T22:22:00.000-07:002016-07-19T01:44:53.069-07:00Pemahaman Dasar Riset Pemasaran<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUWUK56VUEVWiK3gtnw7VLSN_a_hkLs7EQyJrrUUorNbq6pW3Ja_R-Zmnbdwh4SOoE2OM43mq5ZXqK8t-B27A5cL-PyrTo_1oApsmrWwoSkjy70Qw_w30XgnbrKjVhIgovLTl89jVzNhAD/s1600/economic-graph_1670122c.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUWUK56VUEVWiK3gtnw7VLSN_a_hkLs7EQyJrrUUorNbq6pW3Ja_R-Zmnbdwh4SOoE2OM43mq5ZXqK8t-B27A5cL-PyrTo_1oApsmrWwoSkjy70Qw_w30XgnbrKjVhIgovLTl89jVzNhAD/s320/economic-graph_1670122c.jpg" width="320" /></a></div>
<b><br /></b>
<b>I. Pemahaman Dasar Riset Pemasaran</b><br />
<b>1.1 Definisi Riset Pemasaran</b><br />
Apa yang ada di benak pikiran anda pertama kali ketika mendengar kata riset pemasaran? Dapat saja secara tiba-tiba yang terlintas di benak pikiran anda adalah serangkaian eksperimen di dalam laboratorium, untuk menguji produk yang akan ditawarkan produsen kepada konsumen di pasar.<br />
Malhotra, N., K. (2009:8) menjelaskan "riset pemasaran adalah identifikasi, pengumpulan, analisis, diseminasi, serta penggunaan informasi secara sistematik dan obyektif untuk membantu manajemen membuat keputusan yang berhubungan dengan identifikasi dan penyelesaian masalah (dan peluang) dalam bidang pemasaran". Definisi riset pemasaran oleh Malhotra (2009) ini lebih menekankan pada kebutuhan manajemen akan informasi dalam hal pengambilan keputusan manajerial.<br />
Riset pemasaran secara sistematik memiliki arti bahwa proses riset pemasaran memerlukan adanya perencanaan yang sistematis, terstruktur dan menyeluruh pada seluruh tahapannya. Riset pemasaran mesti objektif dalam arti tidak memihak dan bebas dari intervensi maupun konflik kepentingan dari berbagai pihak terkait. Periset harus mampu melakukan identifikasi masalah atau peluang riset pemasaran, untuk kemudian masalah atau peluang tersebut dapat didefinisikan secara tepat sehingga mampu menentukan informasi apa saja yang dibutuhkan.<br />
#1 10/7/16<br />
===========<br />
Hair, et al (2009) menyatakan "<i>Marketing research is a systematic process. Tasks in this process include designing methods for collecting information, managing the information collection process, analyzing and interpreting results, and communicating findings to decision makers</i>". Mencermati definisi riset pemasaran dari Hair, et al (2009) tersebut di atas, dapat dipahami bahwa sebagai sebuah proses yang sistematis, maka pada riset pemasaran mencakup aktivitas identifikasi, pengumpulan dan analisis data menjadi informasi yang dapat digunakan secara sistematik dan obyektif oleh manajemen. Informasi ini akan membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan manajerial bagi keberlangsungan dan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. (19/7/16)<br />
<a name='more'></a><br />
<b>1.2 Alasan Organisasi Perlu Melakukan Riset Pemasaran</b><br />
Setidaknya terdapat dua alasan utama mengapa organisasi perlu melakukan riset pemasaran, bagi keberadaan dan kemajuan organisasi di tengah persaingan yang semakin kompetitif.<br />
<b><i>Pertama</i></b>, riset pemasaran perlu dilakukan agar organisasi mampu melakukan identifikasi masalah yang biasanya tidak selalu terlihat jelas di permukaan, namun benar-benar ada. Selain itu, organisasi juga akan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin saja terjadi atau muncul di masa depan. Riset identifikasi masalah ini mampu memberikan informasi yang dibutuhkan organisasi terkait lingkungan pemasarannya, sehingga organisasi secara tepat mampu menentukan masalah. Contohnya, ketika terjadi peningkatan potensi pasar yang semestinya mampu dimanfaatkan organisasi dalam mencapai tujuan, namun organisasi tersebut malah kehilangan pangsa pasarnya. Begitu pula ketika terjadi penurunan potensi pasar dari sebuah organisasi, maka hal tersebut dapat menjadi indikasi adanya kemungkinan organisasi memiliki masalah dalam upaya mencapai pertumbuhan usaha yang telah ditargetkan sebelumnya. Riset identifikasi masalah memiliki beberapa ruang lingkup, di antaranya adalah riset potensi pasar, pangsa pasar, citra merek maupun citra perusahaan, karakteristik pasar, analisis penjualan, peramalan, dan trend bisnis.<br />
<b><i>Kedua,</i></b> riset pemasaran perlu dilakukan organisasi agar memiliki kemampuan yang baik dalam menyelesaikan masalah. Ketika organisasi telah mampu melakukan identifikasi masalah dengan baik, maka riset penyelesaian masalah dilakukan untuk menghasilkan solusi dari masalah pemasaran yang spesifik. Ruang lingkup riset penyelesaian masalah pemasaran di antaranya adalah terdiri dari riset segmentasi, penetapan target pasar, positioning, dan bauran pemasaran.<br />
Organisasi perlu melakukan riset identifikasi masalah dan riset penyelesaian masalah secara bersamaan atau tidak terpisah, dengan mengikuti proses riset pemasaran umum. Hal ini agar organisasi dapat mencapai tujuan usahanya secara optimal di tengah persaingan usaha yang semakin kompetitif dari waktu ke waktu<br />
#2 15/7/2016<br />
==================<br />
<b>1.3 Proses Riset Pemasaran</b><br />
Malhotra (2009) menjelaskan bahwa secara konseptual terdapat enam langkah dari proses riset pemasaran umum.<br />
<b>Langkah 1: Definisi Masalah</b><br />
Definisi masalah ini mencakup berbagai kegiatan fokus diskusi kelompok (focus group discussion) maupun wawancara mendalam dengan para pakar industri dan atau para pengambil keputusan manajerial yang terkait dengan topik riset. Selain dengan diskusi, wawancara, definisi masalah juga dapat mencakup kegiatan analisis data sekunder yang menjadi fenomena manajerial sehingga kemudian difokuskan menjadi fenomena riset.<br />
Pada langkah pertama ini, peneliti harus memperhatikan dengan seksama maksud dilakukannya riset, informasi latar belakang yang terkait dan sesuai (relevan) dengan kegiatan riset, informasi apa saja yang dibutuhkan, dan bagaimana informasi tersebut kemudian akan dipakai dalam pembuatan keputusan.<br />
<b>Langkah 2: Pengembangan pendekatan terhadap masalah</b><br />
Pada langkah kedua ini, maka dilakukan formulasi tujuan atau bingkai kerja teoritis, model analitis, pertanyaan riset, serta hipotesis dan identifikasi informasi yang dibutuhkan. Peneliti juga dapat melakukan diskusi dengan pakar manajemen maupun pakar industri yang relevan, analisis data sekunder, riset kualitatif melalui wawancara maupun observasi, dan pertimbangan-pertimbangan pragmatis.<br />
<b>Langkah 3: Formulasi Rancangan Riset</b><br />
Rancangan riset merupakan bingkai kerja (blue print) bagi peneliti dalam melaksanakan kegiatan riset. Secara sederhana, langkah formulasi rancangan riset adalah sebagai berikut:<br />
a. Penentuan informasi yang dibutuhkan<br />
b. Analisis data sekunder<br />
c. Riset kualitatif<br />
d. Metoda pengumpulan data kuantitatif (survey, observasi, dan percobaan)<br />
e. Prosedur pengukuran dan penetapan skala<br />
f. Rancangan angket<br />
g. Rencana teknik analisis data<br />
<b>Langkah 4: Kerja lapangan atau pengumpulan data</b><br />
Pada langkah 4 ini, peneliti melakukan kerja lapangan atau pengumpulan data dengan melibatkan bantuan tenaga lapangan yang bersifat alih daya. Peneliti harus melakukan seleksi yang sesuai, memberikan pelatihan teknis, melakukan pengawasan dan evaluasi dari tenaga lapangan tersebut, sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam proses pengumpulan data<br />
<b>Langkah 5: Penyiapan dan Analisis Data</b><br />
Pada langkah 5 ini, peneliti harus melakukan penyuntingan (editing), pengkodean, transkripsi dan verifikasi data. Setiap format angket, wawancara maupun observasi dilakukan pemeriksaan dan penyuntingan mauupun perbaikan jika dibutuhkan. Peneliti menggunakan kode nomor maupun huruf untuk mewakili tanggapan dari setiap pertanyaan yang terdapat di dalam angket. Data kuantitatif yang telah terkumpul melalui instrumen angket, kemudian di-input ke dalam program komputer untuk selanjutnya dapat dilakukan proses analisis data yang tepat. Hasil analisis data tersebut akan memberikan berbagai informasi yang relevan dengan komponen masalah riset pemasaran yang telah didefinisikan sebelumnya, sehingga dengan demikian menjadi masukan berharga bagi masalah keputusan manajerial.<br />
<b>Langkah 6: Penyiapan dan Presentasi Laporan</b><br />
Seluruh kegiatan penelitian harus didokumentasikan dalam bentuk laporan tertulis, dengan format yang komprehensif sehingga manajemen dapat dengan mudah menggunakan temuan riset tersebut dalam proses pembuatan keputusan berbasis data empiris. Presentasi laporan disampaikan secara lisan di hadapan manajemen atau pihak pemberi proyek riset, dengan menggunakan teknik presentasi yang baik dan didukung oleh penggunaan software presentasi yang tepat.<br />
#3 18/7/2016Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-68808229633088742902016-06-23T20:21:00.000-07:002016-06-23T20:21:38.444-07:00Uji Beda 2 Sampel Berpasangan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdKJBBL5-eSLQozS7A1NlzAqq2AjU7DBZDE9ooP9JUNsQu7jyouCGV3CJoaSkDk5PFKiO09zY6H1VlE-DP5dSAgOWFRuH7pD_oPrWiYDo3kWpqHFYJlZ0RRfu2T2OZGPcDfjeKFeQ6rnhR/s1600/paired.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdKJBBL5-eSLQozS7A1NlzAqq2AjU7DBZDE9ooP9JUNsQu7jyouCGV3CJoaSkDk5PFKiO09zY6H1VlE-DP5dSAgOWFRuH7pD_oPrWiYDo3kWpqHFYJlZ0RRfu2T2OZGPcDfjeKFeQ6rnhR/s400/paired.png" width="400" /></a></div>
#ISENG (diambil dari status Fesbuk saya tanggal 23/06/2016)<br />
<br />
(Status agak panjang... silahkan menikmati sambil "ngabuburit")<br />
Siang tadi ketika baru saja masuk kelas, saya melihat adik2 mahasiswa asyik mengisi angket.<br />
+ "wah angket apa itu?"<br />
- "angket evaluasi kinerja dosen pak"<br />
+ "ada nama saya juga dong"<br />
- "iya pak ada"<br />
+ "ada berapa nama dosen di angket?"<br />
- "ada sebelas pak"<br />
+ "Oke.. isi dengan baik dan objektif ya"<br />
Sejenak saya tinggalkan kelas dan berikan kesempatan mahasiswa untuk mengisi angket. Setelah itu saya pun masuk kembali.<br />
+ "Oke, kebetulan materi kita hari ini ada keterkaitan dengan aktivitas kalian tadi"<br />
- "apaan tuh pak"<br />
+ "Kalian tadi mengisi angket, hal apa saja yang diukur dari kinerja dosen?"<br />
- "macam-macam pak, ada kehadiran, kesiapan mengajar, dll"<br />
+ "saya modifikasi ya"<br />
- "Oke pak"<br />
+ "Saya tetapkan 5 buah indikator kinerja dosen. Kedisiplinan, Kesiapan, Komunikasi, Keahlian, Objektivitas Penilaian"<br />
- ".............."<br />
+ "Kalian berikan skor dari 0 - 100 dari masing2 indikator tersebut, kemudian kalian hitung rata-ratanya berapa. Berikan penilaian kalian pada satu dosen saja sebagai latihan.. Kita pilih atas nama Ibu xxxx ya?<br />
- "Oke pak..."<br />
Mahasiswa pun mengikuti instruksi...<br />
Kemudian hasilnya ditabulasi...<br />
Setelah itu, saya pun memberikan perlakuan...<br />
+ "Begini ya... tolong dengarkan.. saya akan menyampaikan beberapa keunggulan dari Ibu xxxx tersebut, secara objektif"<br />
Lalu saya pun menyampaikan beberapa capaian kinerja positif dari rekan dosen yang sedang dinilai oleh mahasiswa. Dari mulai capaian artikel jurnal, gaya komunikasi, hingga performance-nya.<br />
+ "Oke .. setelah kalian mendengarkan opini saya mengenai Ibu xxx... coba sekarang kalian berikan penilaian kembali..."<br />
Mahasiswa pun kembali memberikan penilaian dan hasilnya ditabulasi...<br />
+ "Materi kita saat ini adalah mengenai uji t 2 sampel berpasangan. Harapan saya, dengan langsung diterapkan seperti ini, akan memudahkan kalian dalam memahami materi"<br />
- "Oke pak"<br />
Singkatnya.. hasil dianalisis dengan menggunakan hitungan manual... Hasilnya.. ternyata opini yang saya berikan mampu mengubah persepsi mahasiswa akan kinerja dosen. Persepsi setelah diberikan opini semakin baik dibandingkan sebelum diberikan opini.<br />
Oya... untuk banyak analisis statistik.. meskipun saya menulis buku SPSS... tapi saya mulai hijrah menggunakan PSPP... Cara operasionalnya sama... Output-nya sama... Yang beda adalah desain grafisnya.... ;) So.. tetap beli buku SPSS saya yaa... prakteknya pakai PSPP aja :-D<br />
(untuk isu pengukuran... sementara jangan diperdebatkan dulu ya.... namanya juga cuma #iseng) :-DUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-45010812235560163232016-03-19T01:57:00.001-07:002016-03-19T01:57:24.560-07:00Dear Om Maling<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSFx8hiTCDaRNj4JwgRniDaEedsnJCEOHD7X8IDQtG_DBnCfgmCdsSFEmGYqC81YmbuAGdgF3_ZHIOGpQJRLJfEp-Ms4duK04TyPYwlY8ybIWR0eunt_IGDMrXlsGQ-BNu-_R3ocTdq3BX/s1600/maling.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSFx8hiTCDaRNj4JwgRniDaEedsnJCEOHD7X8IDQtG_DBnCfgmCdsSFEmGYqC81YmbuAGdgF3_ZHIOGpQJRLJfEp-Ms4duK04TyPYwlY8ybIWR0eunt_IGDMrXlsGQ-BNu-_R3ocTdq3BX/s320/maling.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Maling (Sumber: Google Images)</i></td></tr>
</tbody></table>
<b><br /></b>
<div style="text-align: center;">
<b>Dear Om Maling</b>....</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Apa kabar om? saya panggil om saja ya... <br />Bagaimana kemarin, laptop-nya sudah laku terjual?<br />Kalau duitnya dipake buat memberi makan anak istri...<br />Saya ikhlas om... mudah-mudahan haram jadi halal ya...</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Begini om...<br />Seminggu yang lalu, hati kecil saya berbisik...<br />Untuk back up data, takut error laptopnya...<br />Om tau gak, saya udah backup data2 di USB...<br />Bahkan sampai habis 2 USB buat backup loh om...</div>
<div style="text-align: center;">
Nah... USB itu saya <i>taro</i> di dalam tas...<br />Itu loh.. tas yang om bawa kabur bersama laptop dan lainnya...<br />Bisa gak om... balikin USB-nya..?</div>
<div style="text-align: center;">
Gak bisa ya?</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Begini loh om...<br />Rencananya di pertengahan tahun ini...<br />Saya mau menawarkan tulisan saya untuk diterbitkan jadi buku<br />Kayak si Orange sama si Biru itu loh om...<br />Ah si Om kayaknya gak bakal demen deh sama begituan</div>
<div style="text-align: center;">
Pusing om <i>ngolah </i>data statistic... gak bakal <i>doyan </i>deh</div>
<div style="text-align: center;">
Rencana awalnya sih semoga terbit di awal tahun 2017</div>
<div style="text-align: center;">
Mikir dan nulisnya capek loh Om...</div>
<div style="text-align: center;">
Kadang sampai lupa waktu... saking asyiknya menulis</div>
<div style="text-align: center;">
Dipikir, ditulis, diedit, begitu deh Om kira-kira alurnya</div>
<div style="text-align: center;">
<a name='more'></a><div style="text-align: center;">
Oya Om... tahun ini juga saya berniat submit artikel loh</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
Mau coba submit di Jurnal Internasional bereputasi...</div>
<div style="text-align: center;">
Bukan abal-abal loh Om...</div>
<div style="text-align: center;">
Angket sudah disebar dan sudah dapat tabulasi 300-an responden</div>
<div style="text-align: center;">
<i>Outline </i>naskah juga sudah dibuat.... garis-garis besarnya gitu deh</div>
<div style="text-align: center;">
Oya... sesekali saya juga belajar Bahasa Inggris</div>
<div style="text-align: center;">
Maklumlah Om.. Bahasa Inggris saya ini masih level "salah paham"</div>
<div style="text-align: center;">
<i>Grammar</i> sering salah, tapi kayaknya sih paham Om hehehhe</div>
<div style="text-align: center;">
Nah... semuanya itu ada di Laptop dan USB Om...</div>
<div style="text-align: center;">
<i>Kalo </i>dijual sih <i>kagak </i>ada duitnya deh Om...</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Nah satu hal lagi yang paling <i>ngenes </i>nih Om...</div>
<div style="text-align: center;">
di Laptop dan USB itu banyak foto dan video kami sekeluarga</div>
<div style="text-align: center;">
Memori perjalanan hidup yang tidak akan pernah terulang...<br />Nah... kan itu <i>kagak</i> bisa dinilai oleh uang Om...<br />Dijual juga <i>kagak bakal </i>laku Om... lha kami ini bukan artis...</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Om maling... </div>
<div style="text-align: center;">
di laptop itu banyak file-file materi dakwah...</div>
<div style="text-align: center;">
Bagus om... buat <i>ngaji, </i>dari materi <i>fiqh</i> hingga <i>muammalah</i></div>
<div style="text-align: center;">
Coba dengerin deh Om, semoga Om sadar dari berbuat maksiat dan kejahatan</div>
<div style="text-align: center;">
<i>Kalo </i>bisa begitu kan saya juga jadi dapat pahalanya Om hehehhe</div>
<div style="text-align: center;">
Hidup di dunia hanya sekali om... </div>
<div style="text-align: center;">
Mestinya kita gunakan untuk mencari bekal sebanyak-banyaknya</div>
<div style="text-align: center;">
Bekal untuk kehidupan di akhirat kelak yang kekal abadi...</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Dear Om maling</div>
<div style="text-align: center;">
Sepertinya kecil peluang si Om membaca tulisan ini...</div>
<div style="text-align: center;">
Lha wong saya nulis ini ya sekedar memahat apa yang terlintas di pikiran</div>
<div style="text-align: center;">
Mengabadikan peristiwa yang tidak mengenakkan dalam kehidupan</div>
<div style="text-align: center;">
Semoga jadi hikmah positif sebagai pembelajaran...</div>
<div style="text-align: center;">
Sejatinya yang Om ambil itu memang hanya titipan Tuhan</div>
<div style="text-align: center;">
Keikhlasan mudah diucapkan, butuh perjuangan untuk diterapkan</div>
<div style="text-align: center;">
Pada masanya kelak semua itu harus dipertanggungjawabkan</div>
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-52804255155720636772016-03-10T03:08:00.000-08:002016-03-10T03:09:51.630-08:00Opini Malam Jumat<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0GKEXuyHUohpDIYQRc9p-stTOSk2QCcqCkDWPLWaXU2bhIVmHlLOeL168Jw49hGIjnnb9Unf7pTVxh0Xo48X1swL55XiQ-ZCprVKJJzHoagg6Dvh8YYbILoeVeS8Xd7PGT4jNA0BQ6Pyo/s1600/dini+hari.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0GKEXuyHUohpDIYQRc9p-stTOSk2QCcqCkDWPLWaXU2bhIVmHlLOeL168Jw49hGIjnnb9Unf7pTVxh0Xo48X1swL55XiQ-ZCprVKJJzHoagg6Dvh8YYbILoeVeS8Xd7PGT4jNA0BQ6Pyo/s320/dini+hari.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="line-height: normal; margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div style="line-height: normal; margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><b>#OpiniMalamJumat</b></span></div>
<div style="line-height: normal; margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Saat masa-masa merayu,
semua tebar senyum ke segala penjuru. Cium tangan pada para pemuka agama,
hingga ambil sikap <i>heroic</i> menggendong rakyat jelata, untuk satu kata: suara!.
Masa-masa di mana bertebaran segala dalil dan dalih untuk kemenangan jagoannya,
obral murah saja tanpa peduli asal muasal, yang penting asal membual, angkuh
bangga berotak bebal. </span></div>
<br />
<div style="line-height: normal; margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Banyak yang membela dengan
harap imbal berganda, tak sedikit pula yang membela dengan sukarela. Namun luka
tetap saja tak bisa diduga, di balik layar bening persegi, terpatri satu jeda
tambah menganga di dunia nyata. Waktu berlalu cerita tak pernah layu akan
segala tingkah laku, semuanya membentuk pola yang kembali “lucu”. </span></div>
<br />
<div style="line-height: normal; margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Opini ku opini malam jumat.
Saat secangkir teh mulai dingin diterpa hembusan angin terkondisi, saat senyum
manis sang jelita perlahan memudar dihapus jejak-jejak gerhana yang tak mampu
dipandang mata. Pena ini ingin menari dalam alunan melodi selaras dengan
imajinasi. Opini ini sekedar pahatan gelisah akan fenomena yang seakan tak
pernah lelah.</span></div>
<br />
<div style="line-height: normal; margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Opini Malam Jumat berkisah
jejak-jejak sejarah bentuk pola penuh gelisah. Masa-masa menyebalkan di beranda
hayal dunia maya, kembali mulai genit menggoda. Mulai informasi berbasis fakta
hingga katanya dan katanya, tak jarang hanya curiga yang tumbuh dari angkara murka.</span></div>
<br />
<div style="line-height: normal; margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Masa-masa menyebalkan itu
kini kembali datang menyapa beranda alam maya. Pasukan-pasukan semu akan datang
dari segala penjuru, berlomba bersikap paling lucu. Opiniku opini malam Jumat,
teriring senyum kecut yang ku pahat. Duduk manis bersiap, melihat kelucuan yang
mulai bergeliat dalam nyata maupun senyap. Mari kita nikmati segala dalil dan
dalih yang semakin rutin menari-nari, di malam Jumat ini kupahatkan dalam sebuah
opini yang mungkin tak berarti. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div style="line-height: normal; margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;">Bogor, 10/03/2016; 18:10 WIB</span></span></div>
<div style="line-height: normal; margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"><b><a href="http://budisetiawan999.blogspot.co.id/" target="_blank">Budi Setiawan</a></b></span></span></div>
<b></b><i></i><u></u><sub></sub><sup></sup><strike></strike>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-61629097337510512432016-02-25T00:20:00.000-08:002016-02-25T00:20:06.700-08:00Materi Pelatihan pada Sesi Berbagi Teknik Praktis Analisis Data Statistik dengan SPSS<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieRy7zZzUYuL0hFdQRkQlfImWHXct7fxCHOvcbIezkVwj0bAwH9LsJ35s5og0ZacRCoN09g8QOoMINFeA1ODA9YIr2mTRGhlRj_iPGcqS0XwhRhJAZg6CiLl6JYEZWdQMoKEQL9zXw46-O/s1600/buku+spss+gramedia.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="219" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieRy7zZzUYuL0hFdQRkQlfImWHXct7fxCHOvcbIezkVwj0bAwH9LsJ35s5og0ZacRCoN09g8QOoMINFeA1ODA9YIr2mTRGhlRj_iPGcqS0XwhRhJAZg6CiLl6JYEZWdQMoKEQL9zXw46-O/s320/buku+spss+gramedia.png" width="320" /></a></div>
<br />
Materi pelatihan pada sesi berbagi teknik praktis analisis data statistik dengan SPSS yang <i>In sha Allah</i> saya sampaikan pada rekan-rekan dosen pada Jum'at 26 Februari 2016, di Bogor.<br />
<br />
Untuk mengunduh, silahkan klik file yang disediakan.<br />
<br />
<ol>
<li><a href="https://drive.google.com/file/d/0BybdlnCf3lsub01yV19UenFpeWs/view?usp=sharing" target="_blank">Slide power point materi pelatihan</a></li>
<li><a href="https://drive.google.com/file/d/0BybdlnCf3lsuMlZzRWQwbWtYbmM/view?usp=sharing" target="_blank">File latihan 1</a></li>
<li>File latihan 2 (tambahan)</li>
</ol>
Semoga bermanfaat<br />
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-4754665820233270742016-01-23T04:32:00.003-08:002016-01-23T04:37:19.390-08:00Praktikum MSI (Method of Successive Interval) Menggunakan Excel<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1YlX277UUZdatOAbTetEMnLouHoet057Lp0BGajNKzijdX2zahGVehLqdsigCIHpZsZ6kLP1ku6xUlmKEY_MtqI2xb3XTpwboSoj4DNv_V7nhLghDRJnQCp16eqdJaitaGudIneKBmicS/s1600/msi.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="377" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1YlX277UUZdatOAbTetEMnLouHoet057Lp0BGajNKzijdX2zahGVehLqdsigCIHpZsZ6kLP1ku6xUlmKEY_MtqI2xb3XTpwboSoj4DNv_V7nhLghDRJnQCp16eqdJaitaGudIneKBmicS/s640/msi.png" width="640" /></a></div>
<br />
Berikut ini saya unggah file praktikum MSI (Method of Successive Interval) yang kerap digunakan oleh para akademisi di bidang ilmu Manajemen, dalam upaya mengkonversi data Ordinal menjadi Interval. Meng-<i>convert</i> data dari Ordinal menjadi Interval memang menjadi perdebatan yang cukup hangat, terdapat pro dan kontra. Dalam hal ini saya mengesampingkan perdebatan itu dan hanya berniat ingin berbagi sedikit hal yang saya pahami mengenai teknik MSI ini, melalui file praktikum MSI dengan menggunakan Excel.</div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga bermanfaat :)</div>
<div style="text-align: justify;">
Salam</div>
<div style="text-align: justify;">
Belajar dan Berbagi bersama Budi Setiawan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Praktikum MSI (Method of Successive Interval) menggunakan Excel:</b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>MSI = Method of Successive Interval</li>
<li>Dianggap sebagai prosedur sah untuk mengkonversi data Ordinal (skala Likert) menjadi Interval, untuk teknik analisis parametrik (misal korelasi pearson, regresi linear)... Topik "panas" Likert: Ordinal vs Interval? :-D</li>
<li>Tahapan-tahapannya adalah dengan menghitung:</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Frekuensi</li>
<li>Proporsi</li>
<li>Proporsi kumulatif</li>
<li>Nilai z</li>
<li>Nilai densitas fungsi z</li>
<li>Scale value</li>
<li>Penskalaan</li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://drive.google.com/file/d/0BybdlnCf3lsudzIzNlB1MkxMV0E/view?usp=sharing" target="_blank"><b>Silahkan download (unduh) file praktikum MSI (Method of Successive Interval) menggunakan Excel di sini</b></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-47169394362032779782016-01-03T01:24:00.004-08:002016-01-03T04:45:41.027-08:00Jika "SESAT" kembalikan saya ke "Jalan yang Benar"<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGRdUxb90HBo7KTtMcJMKTBgpzxWh9GCbpLX0xvkbIiaVglsDEJXDtvOAGTn4g2qhMgh31z2eHNKU6y8PATyiICzG5dpj80JOXmXfObIEsOPxP048WT_6MJLqVK7-5ovaxf2iWMqvwwYUQ/s1600/bingung.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGRdUxb90HBo7KTtMcJMKTBgpzxWh9GCbpLX0xvkbIiaVglsDEJXDtvOAGTn4g2qhMgh31z2eHNKU6y8PATyiICzG5dpj80JOXmXfObIEsOPxP048WT_6MJLqVK7-5ovaxf2iWMqvwwYUQ/s1600/bingung.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Jika "SESAT" kembalikan saya ke "Jalan yang Benar"</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><a href="http://budisetiawan999.blogspot.com/">Belajar dan Berbagi bersama Budi Setiawan</a></b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam perspektif ilmu sosial (khususnya ilmu Manajemen), analisis hubungan kausalitas (linear prediktif) di antara variabel laten, diukur dengan indikator-indikator pengukuran yang diturunkan dari dimensi dan defisini variabel, dijabarkan pada operasionalisasi variabel berlandaskan LANDASAN TEORI ILMIAH.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Indikator-indikator tersebut menggunakan skala Likert yang memiliki skala pengukuran ORDINAL. Saya berikan contoh kasus sederhana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Misal:</div>
<div style="text-align: justify;">
Saya ingin mengukur pengaruh: Perceived Quality dan Perceived Value terhadap Customer Satisfaction.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa teknik yang kerap digunakan adalah:</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Regresi Linear Berganda</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Loh kok pakai teknik ini? kan Ordinal?</div>
<div style="text-align: justify;">
Sebentar, saya jelaskan berdasarkan fenomena yang ada.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><span style="text-align: justify;">Dengan 5 alternatif jawaban (Sangat Tidak Setuju hingga Sangat Setuju), skor minimal 1 dan skor maksimal 5, </span><span style="text-align: justify;">mengacu pada teknik distribusi frekuensi, maka dapat dibentuk rentang dengan nilai yang sama antar kategori:</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br />
Interval: (Nilai Maksimum - Nilai Minimum)/ Kategori</div>
<div style="text-align: justify;">
Interval = (5 - 1)/ 5 = 0,8<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Distribusi Frekuensi yang terbentuk (INTERVAL):</div>
<div style="text-align: justify;">
1 - 1,79 = Sangat Tidak Setuju (STS)</div>
<div style="text-align: justify;">
1,8 - 2,59 = Tidak Setuju (TS)</div>
<div style="text-align: justify;">
2,6 - 3,39 = Netral (N)</div>
<div style="text-align: justify;">
3,4 - 4,19 = Setuju (S)</div>
<div style="text-align: justify;">
4,2 - 4,99 (5,00) = Sangat Setuju (SS)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Nah, inilah salah satu alasan mengapa teknik regresi linear berganda digunakan. Variabel latent yang diukur dengan indikator2 ordinal, dapat dianggap telah berubah memiliki skala pengukuran Interval ketika dibentuk dalam distribusi frekuensi. <b>Pada titik inilah "perdebatan hangat" di mulai</b>, yakni bagaimana bisa skala ordinal dilakukan perhitungan nilai rata-rata dan diinterpretasikan, mengingat jarak yang tidak jelas/tidak sama antar kategori. Namun demikian, itulah fakta yang saat ini ada, ketika misalkan seorang responden diberi 5 pertanyaan, lalu responden tersebut memberikan jawaban 2 SS dan 3 TS, maka akan muncul pertanyaan dari keseluruhan pertanyaan (5 pertanyaan), kesimpulannya bagaimana?<br />
<br />
Distribusi frekuensi di atas merupakan suatu "terobosan keilmuan", bahkan dalam perkembangannya kemudian saya pun mengetahui adanya teknik MSI sebagai solusi konversi data Ordinal menjadi Interval (memiliki jarak yang sama berdasarkan nilai probabilitasnya).<br />
<br />
Saya kesampingkan terlebih dahulu pembahasan tersebut, saya lanjutkan kembali pembahasan contoh studi kasus sederhana, "Pengaruh Perceived Quality dan Perceived Value terhadap Customer Satisfaction".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Keterangan:<br />
Perceived Quality (Persepsi Kualitas): Persepsi pelanggan akan kualitas sebuah produk (kinerja produk)<br />
Perceived Value (Persepsi Nilai): Persepsi pelanggan akan nilai (perbandingan antara biaya moneter maupun non-moneter) yang dikeluarkan konsumen dibandingkan dengan kenyataan kinerja produk<br />
Customer Satisfaction (Kepuasan Pelanggan): perbandingan antara harapan dengan kenyataan<br />
<br />
Misalkan:</div>
<div style="text-align: justify;">
PRQ diukur dengan 5 indikator reflektif</div>
<div style="text-align: justify;">
PRV diukur dengan 3 indikator reflektif</div>
<div style="text-align: justify;">
CUSAT diukur dengan 3 indikator reflektif</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Semua indikator ditetapkan mengacu pada definisi operasional variabel yang telah dipaparkan oleh para ahli dalam text book maupun jurnal ilmiah.<br />
<br />
Maka ketika digunakan teknik Regresi Linear Berganda, maka nilai pada variabel PRQ, PRV dan CUSAT adalah nilai keseluruhan dari tiap-tiap responden (diberi shading kuning pada Gambar 1). Selain dengan menggunakan nilai keseluruhan, bisa juga dengan menggunakan nilai rata-rata.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLVUX0TjNnEMWJDmK0oYu9_g-RC45AbPDNXJqmZTaYOkwFRJMaW0UY0eMbIEupdAJpWQ_i7_C8lxhu83EcDOatiX_dLPzjCyZfBDgJsYV9yVM085ZVU425b3P82yi_I3aUMBTcGuG5Ygvw/s1600/gambar+1+rasch.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="202" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLVUX0TjNnEMWJDmK0oYu9_g-RC45AbPDNXJqmZTaYOkwFRJMaW0UY0eMbIEupdAJpWQ_i7_C8lxhu83EcDOatiX_dLPzjCyZfBDgJsYV9yVM085ZVU425b3P82yi_I3aUMBTcGuG5Ygvw/s400/gambar+1+rasch.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 1. Tabulasi Data </td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Barulah teknik regresi linear berganda dilakukan, dengan nilai masing-masing variabel diambil dari nilai keseluruhan (shading kuning pada Gambar 1). Dengan menggunakan SPSS disajikan pada Gambar 2.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV-IAiw_WVBGmXMgyQs_vtH1MSMExpBbFR5eM_kB7QF4q8xAAr8qpKAxGTBsHXOx4cWKe4hjXv3LWto8c6QfcSPUQfyQtMyauuTyhW4hkFW8-3mLmu7D9WTncQ-q77FKneWZgiPjhEhJEp/s1600/Gambar+2+rasch.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="241" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV-IAiw_WVBGmXMgyQs_vtH1MSMExpBbFR5eM_kB7QF4q8xAAr8qpKAxGTBsHXOx4cWKe4hjXv3LWto8c6QfcSPUQfyQtMyauuTyhW4hkFW8-3mLmu7D9WTncQ-q77FKneWZgiPjhEhJEp/s400/Gambar+2+rasch.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 2. Tampilan SPSS</td></tr>
</tbody></table>
\<br />
<div>
<div style="text-align: justify;">
Oh ya saya lupa, sebelum dilakukan teknik regresi, terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Jika seluruh indikator telah valid dan reliabel, baru dilakukan penjumlahan dan dilakukan teknik regresi. Untuk tetap fokus, saya tidak tampilkan hasilnya secara rinci di sini, namun InsyaAllah hasilnya diketahui bahwa seluruh indikator pada variabel telah valid dan reliabel untuk digunakan sebagai instrumen pengukuran variabel laten.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ringkasan hasil analisis regresi linear bergandanya adalah sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
R = 0,761</div>
<div style="text-align: justify;">
R-square = 0,578</div>
<div style="text-align: justify;">
F-hitung = 66,58 (signifikan)</div>
<div style="text-align: justify;">
b1 = 0,538 (standardized) t-hitung = 6,381 (signifikan)</div>
<div style="text-align: justify;">
b2 = 0,299 (standardized) t-hitung = 3,545 (signifikan)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hasil ini membuktikan secara empiris bahwa PRQ dan PRV berpengaruh signifikan terhadap CUSAT, secara parsial maupun simultan. Hal ini selaras dengan teori kepuasan pelanggan yang dikemukakan oleh para ahli Manajemen Pemasaran, bahwa Kepuasan Pelanggan dapat dibentuk oleh Perceived Quality dan Perceived Value.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. PLS-SEM</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari beberapa literatur yang saya baca, diketahui bahwa PLS-SEM ini dapat digunakan untuk analisis prediktif, dengan skala pengukuran variabel ordinal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan menggunakan data yang sama, berikut ini saya tampilkan model yang saya bentuk dengan menggunakan SmartPLS.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8vuHQ-TnRqbsfqe7zM5430JdGtEf3IjrB35RyaYF6WG94hPgYP4Hc3z_ffYynzzoWXYxZqAhlC3nYCGrqxpPgIhUHEjbd2XGsnOYE1nsvrmlXOuVi1ljc2Dmk-EHadsFdXllD1XKPS_3Z/s1600/gambar+3+PLS+Rasch.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="281" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8vuHQ-TnRqbsfqe7zM5430JdGtEf3IjrB35RyaYF6WG94hPgYP4Hc3z_ffYynzzoWXYxZqAhlC3nYCGrqxpPgIhUHEjbd2XGsnOYE1nsvrmlXOuVi1ljc2Dmk-EHadsFdXllD1XKPS_3Z/s400/gambar+3+PLS+Rasch.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 3. Model Penelitian pada SmartPLS</td></tr>
</tbody></table>
Hasil Algoritma PLS saya sajikan pada Gambar 4</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi05amjcS7tRrSQmelmfgHgSIzdjAAVcFwB1YlJXsHfPZCJ2Dcvw121P8yz6nVs8hcEQig76EKPuL41sWWaOIf_JwM9_2n77QEriFnRqqr2oanst1rX-1pbIaQN61_pvwdW4jP0qpQYZmKU/s1600/gambar+4+pls+rasch.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="277" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi05amjcS7tRrSQmelmfgHgSIzdjAAVcFwB1YlJXsHfPZCJ2Dcvw121P8yz6nVs8hcEQig76EKPuL41sWWaOIf_JwM9_2n77QEriFnRqqr2oanst1rX-1pbIaQN61_pvwdW4jP0qpQYZmKU/s400/gambar+4+pls+rasch.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 4. Hasil Algoritma PLS</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Mengacu pada Gambar 4, diketahui bahwa:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Seluruh indikator pada tiap-tiap Latent telah Valid dan Reliabel (hasil Cronbach tidak ditampilkan pada gambar)</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Koefisien PRQ --> CUSAT adalah 0,522</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Koefisien PRV --> CUSAT adalah 0,322</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Nilai R-Square adalah 0,606</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk mengetahui signifikansi, maka dilakukan teknik Bootstrapping dengan re-samples 5000 (agar konsisten). Hasilnya saya sajikan pada Gambar 5.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhobESZAtv6V8SJSpDcdVsg9jcu9YXBfB57l7gDHRHet5zmus30maggIdFC2Z6JykooMh7_EcznaWaBZ3yj85U_N4lZgZNFDreycFhumphWrmnkhW-5buI43nmOEBxCpfWnMZxVAlKAdfRf/s1600/gambar+5+pls+rasch.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="277" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhobESZAtv6V8SJSpDcdVsg9jcu9YXBfB57l7gDHRHet5zmus30maggIdFC2Z6JykooMh7_EcznaWaBZ3yj85U_N4lZgZNFDreycFhumphWrmnkhW-5buI43nmOEBxCpfWnMZxVAlKAdfRf/s400/gambar+5+pls+rasch.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 5. Hasil Bootstrapping PLS</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Mengacu pada Gambar 5, diketahui:</div>
<div style="text-align: justify;">
t-hitung atau t-statistic PRQ --> CUSAT adalah 7,054 (Signifikan)</div>
<div style="text-align: justify;">
t-hitung atau t-statistic PRV --> CUSAT adalah 3,862 (Signifikan)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan menggunakan teknik PLS-SEM, diketahui bahwa Perceived Quality dan Perceived Value berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Customer Satisfaction (Pada PLS tidak ada pengaruh simultan).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah... baik dengan menggunakan teknik Regresi Linear Berganda maupun PLS-SEM, ternyata keduanya mampu memberikan kesimpulan hasil yang sama, yakni: PRQ dan PRV berpengaruh signifikan terhadap CUSAT. Koefisien determinasi antara teknik Regresi Linear Berganda dengan PLS-SEM pun tidak terlalu jauh, artinya kemampuan variabel eksogen menjelaskan keragaman nilai variabel endogen berkisar antara 57,8 - 60,6%.</div>
<div style="text-align: justify;">
==============================================================</div>
<div style="text-align: justify;">
Baru-baru ini saya mendapatkan informasi tentang penggunaan RASCH yang di-klaim sebagai model pengukuran sebenarnya dari hubungan kausalitas pada variabel dengan skala pengukuran Ordinal. Saya pun telah membeli dan memiliki buku RASCH yang ditulis oleh Bambang Sumintono dan Wahyu Widhiarso.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Alhamdulillah</i> saya menjalin pertemanan melalui Facebook dengan salah satu dari penulis buku tersebut, yakni Bapak <a href="https://www.facebook.com/bambang.sumintono" target="_blank">Bambang Sumintono</a> (<i>Senior Lecturer at Institute Of Educational Leadership University of Malaya</i>). Setelah saya mempelajari buku beliau, saya belum berhasil memahami bagaimana aplikasi RASCH untuk dapat mengukur pengaruh PRQ dan PRV terhadap CUSAT (misalnya) sebagaimana telah saya kemukakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beliau bahkan "memprovokasi" melalui akun Facebook-nya dengan status:</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"using parametric analysis for ordinal data is the first of the seven deadly sins of statistical analysis (Jamieson, 2004)</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>[Likert scales: how to (ab)use them]"</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Melalui posting di blog ini, saya berharap mendapatkan ilmu dari beliau khususnya dan rekan-rekan akademisi lainnya pada umumnya, yang tertarik membahas ini. Sebagaimana judul artikel ini saya buat, "Jika "SESAT" kembalikan saya ke "Jalan yang Benar".<br />
<br />
Jika ingin mengukur pengaruh PRQ dan PRV terhadap CUSAT dengan skala Likert (Ordinal), bagimana "yang benarnya"? Apakah diukur dengan eksperimen atau bisa diukur dengan instrumen? Bagaimana RASCH menjawab fenomena ini? Jika teknik PLS-SEM dikatakan "sesat", lalu mengapa dapat dengan mudah kita temukan artikel-artikel di jurnal ilmiah internasional bereputasi yang menggunakan teknik analisis ini?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun satu hal yang saya yakini, kebenaran ilmiah bukanlah sebuah kebenaran yang absolut. <i>Wallahu'alam bissawab</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://facebook.com/budisetiawan999" target="_blank"><br /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Salam</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://facebook.com/budisetiawan999" target="_blank">Budi Setiawan</a></b><br />
<br /></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-1582582154681690902015-12-30T00:03:00.001-08:002019-02-13T00:25:28.258-08:00si Culun dan si Hebat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQxH9YoRiKAXG53OiwdaFvnMgphi7HKW2NPFWFgQRFBZcjsF1pBfQ2dE7Cvc0QYSU71aZWNuiVKBCcOy_hHQd-PY_2AHidMPNFfotPmsMhPjrvcaoS-4wEV48jgIjymtSDfIKzLkXJW0Wm/s1600/foto+lucu+kucing+kaget6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQxH9YoRiKAXG53OiwdaFvnMgphi7HKW2NPFWFgQRFBZcjsF1pBfQ2dE7Cvc0QYSU71aZWNuiVKBCcOy_hHQd-PY_2AHidMPNFfotPmsMhPjrvcaoS-4wEV48jgIjymtSDfIKzLkXJW0Wm/s320/foto+lucu+kucing+kaget6.jpg" width="275" /></a></div>
<b><br /></b>
<b>si Culun dan si Hebat</b><br />
====================================================<br />
Culun: horee tulisan saya ada di jurnal lokal<br />
Hebat: lokal biasanya gak ada seleksi ketat, gampang, klo nasional tuh lebih susah!<br />
<br />
<i>Jreeengg</i><br />
<br />
Culun: asyiik tulisan saya ada di jurnal nasional<br />
Hebat: udah terakreditasi belum? Klo akreditasi Dikti tuh wiih njelimet<br />
<br />
<i>Jreeengg</i><br />
<br />
Culun: yeesss tulisan saya publish di jurnal terakreditasi Dikti<br />
Hebat: biasa ajalah, klo blm ke index reputasinya<br />
<br />
<i>Jreeeengg</i><br />
<br />
Culun: waahh ternyata udah keindex ebsco artikel saya. Tahun ini publish yg kedua...<br />
Hebat: udah keindex scopus belum, klo belum yaa masih abal2...<br />
<br />
Culun mesem lalu ngomong singkat:<br />
"Makasih ya mas Hebat, atas motivasinya selama ini...<br />
btw mas Hebat ini udah publikasi di mana aja?"<br />
<br />
HeningUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-80371811443759636972015-12-19T05:01:00.002-08:002015-12-19T05:01:54.689-08:00Bagaimana Sebaiknya Menyikapi Hal Ini?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZ2CsJpqsXG91p9RXSZWybdzfzXHWc1q13NeGMj66zgdQ8Ro7ujzxDTGfO7BQSY9caPvO-NjWc7sxwMlHzFYjlEPRjPUnGYb4WH-S96c3LVx-PBXZDNpC7Tu43rStfZu718SqBoTxVNnR7/s1600/bingung.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZ2CsJpqsXG91p9RXSZWybdzfzXHWc1q13NeGMj66zgdQ8Ro7ujzxDTGfO7BQSY9caPvO-NjWc7sxwMlHzFYjlEPRjPUnGYb4WH-S96c3LVx-PBXZDNpC7Tu43rStfZu718SqBoTxVNnR7/s1600/bingung.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b><i>Bagaimana sebaiknya menyikapi hal ini?</i></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Begini ceritanya...</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Pada suatu hari saya mengobrol ringan dengan beberapa rekan dosen sambil menunggu waktu mengajar tiba. Obrolan kami diawali dengan topik di seputar aktivitas belajar mengajar di kelas, dari mulai tingkah polah mahasiswa/i yang "menyebalkan" hingga saling berbagi tips mengatasi tingkah polah mahasiswa yang dianggap "menyebalkan" tersebut.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Obrolan kami pun akhirnya tiba pada topik kuliner. Kami saling bercerita tempat dan jenis kuliner yang berkesan maupun yang mengecewakan, dari tempat/daerah yang masing-masing dari kami pernah pernah kunjungi. Obrolan semakin seru ketika ada salah seorang rekan yang non Muslim bercerita tentang pengalamannya menyantap makanan yang haram dimakan oleh Muslim. Rekan yang satu ini mengakui bahwa termasuk penggemar daging babi bahkan daging anjing, Saking gemarnya, dia menyatakan mampu mengingat dengan baik rasa khas dari makanan yang menggunakan daging babi sebagai menu utama maupun sebagai kaldu tambahan penyedap rasa.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Rekan yang satu ini juga bercerita ketika ia berkunjung ke sebuah tempat kuliner, memesan lalu mencicipi makanan yang dihidangkan, dia memiliki keyakinan sangat tinggi bahwa makanan tersebut menggunakan daging babi sebagai campuran bumbunya. "Ada rasa yang khas dan saya sebagai orang yang gemar memakan daging babi, saya hapal betul dengan rasa daging babi maupun makanan yang menggunakan campuran daging babi pada bumbunya", begitu dia berkata.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
"Ada pedagang makanan yang jujur dan terang-terangan menginformasikan pada papan nama maupun spanduknya bahwa makanan pada tempatnya terdapat menu mengandung daging babi, ada pedagang yang tidak terang-terang menginformasikannya pada papan nama/spanduk tapi memilih menginformasikan secara lisan kepada pengunjung, dan ada juga pedagang yang tidak menginformasikan/merahasiakannya", begitu dia menjelaskan.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
"Saya bahkan sering mengunjungi tempat kuliner yang saya yakin makanannya setidaknya menggunakan daging babi sebagai campuran bumbu, banyak yang pengunjungnya adalah Muslim (menggunakan jilbab), bahkan pernah juga pelayannya menggunakan jilbab. Ketika saya tanya, loh kamu kok jual makanan ini, kamu kan tahu kalau bagi kamu itu haram dan pembelinya juga banyak yang muslim?. Saya kan cuma kerja saja pak, begitu katanya". Cerita rekan saya ini semakin menarik untuk disimak. Bahkan ada juga yang lebih mengagetkan saya, tapi tidak saya sampaikan pada tulisan ini, khawatir menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Saya memberikan pertanyaan kepada rekan saya ini, "Bapak yakin kalau bapak benar-benar bisa membedakan makanan yang mengandung babi dengan yang tidak?" Rekan saya dengan senyum lebar menjawab "saya sangat yakin, karena saya ini penggemar berat daging babi". Dia menambahkan "bahkan pedagang-pedagang kuliner kaki lima yang pernah saya kunjungi di sekitar kita ini, saya curiga banget kok ya rasanya khas banget ya rasa khas B2", dia menjelaskan.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Nah, dari kisah rekan saya tersebut, bagaimana sebaiknya kita menyikapinya? Secara pribadi apabila berkunjung ke sebuah rumah makan, maka saya akan lebih memilih rumah makan yang saya yakini Insya Allah halal, seperti rumah makan Sunda, rumah makan padang. Saya jarang makan di restoran asing, namun jika harus makan di tempat itu maka saya akan memilih restoran yang ada label Halal-nya.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Ketika rekan saya tadi menyatakan bahwa pada pedagang kaki lima pun dia menemukan ada pedagang yang makanannya memiliki rasa khas daging babi seperti yang dia yakini, saya jadi merenung bagaimana menyikapinya? Apakah tepat jika digunakan cara yang sama seperti ketika makan di restoran? </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Misalnya ketika saya ingin membeli semangkuk Mie Bakso di sebuah pedagang kaki lima, apakah tepat jika ketika membeli saya berkata "Mang, ini Mie Baksonya halal kan?" Mengingat ketika membeli itu biasanya pembeli dan penjual dapat berinteraksi langsung dari dekat, saya khawatir pertanyaan saya itu ketika didengar oleh pembeli yang lain jadi menciptakan citra buruk, sehingga jadi tercipta fitnah yang tidak saya sadari.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Bagaimana sebaiknya menyikapi hal ini?</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Terima kasih</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-60183160640935679592015-12-16T23:31:00.002-08:002024-03-22T22:41:49.752-07:00Kisah Menuju Mekah (Bagian 2)<div style="text-align: justify;">
<b>Melanjutkan dari kisah bagian 1 </b><a href="http://budisetiawan999.blogspot.co.id/2015/10/kisah-menuju-mekah-bagian-1.html" style="font-weight: bold;">di sini</a><b>, </b>saya baru sempat untuk meng-update kisah/cerita ini... maklumlah <i>hehehe...</i></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Untuk melengkapi persyaratan pendaftaran haji, maka saya kemudian mengurus surat keterangan sehat dari Puskesmas. Setelah mendapatkan informasi dari petugas Puskesmas di wilayah saya, diketahui bahwa surat keterangan tersebut harus diurus pada Puskesmas Cirimekar. Tanpa membuang waktu kami pun langsung berkunjung ke Puskesmas Cirimekar dan setelah bertanya pada petugas pendaftaran, saya langsung menuju bagian Rujukan dan Haji.</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7TcspyR_6-ahYHf5NlnKoZg6IKl4fQCZw52roJcyDB8XFRFpnxziI-KdwICVBfXzT5nauWfoAPDpCaxRg0Jx_ub31r-4CIz9R-anpaRWkeLOaKJV2g_s-HEmk71qNmnMkTD-BbWpXq9F_/s1600/IMG20151005095801.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7TcspyR_6-ahYHf5NlnKoZg6IKl4fQCZw52roJcyDB8XFRFpnxziI-KdwICVBfXzT5nauWfoAPDpCaxRg0Jx_ub31r-4CIz9R-anpaRWkeLOaKJV2g_s-HEmk71qNmnMkTD-BbWpXq9F_/s320/IMG20151005095801.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bagian Rujukan & Haji Puskesmas Cirimekar</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Saat itu ada sepasang suami isteri yang juga sedang mengurus surat keterangan sehat untuk pendaftaran haji, saya pun menunggu giliran. Setelah menunggu beberapa saat saya pun dilayani dengan ramah oleh petugas Bagian Rujukan & Haji Puskesmas Cirimekar. Saya lupa dengan nama bapak petugas pelayanan ini, secara keseluruhan saya menilai bapak ini sudah cukup baik dalam memberikan pelayanan. Bapak ini mencatat identitas saya dalam buku "<i>database</i>-nya", lalu setelah selesai mencatat segala informasi yang dibutuhkan, saya diarahkan untuk memeriksakan kesehatan di bagian Laboratorium. </div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjI7wAb9aW9SCa8ndrW5fWttJ6lzOGnf_VwVurhyphenhyphenw_IjQVM-1YSrefFs3HSQQBzqIYhuhyphenhyphenFYe_a4NZfubG9IxVglqI5LQKVuV7WJmMvsGAB7T0A6iftpkc4wbm7euGNrfysr4xopSkzqlc1/s1600/IMG20151005100105.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjI7wAb9aW9SCa8ndrW5fWttJ6lzOGnf_VwVurhyphenhyphenw_IjQVM-1YSrefFs3HSQQBzqIYhuhyphenhyphenFYe_a4NZfubG9IxVglqI5LQKVuV7WJmMvsGAB7T0A6iftpkc4wbm7euGNrfysr4xopSkzqlc1/s320/IMG20151005100105.jpg" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Petugas Pelayanan Rujukan & Haji Puskesmas Ciriung</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Saya menuju ruang laboratorium yang letaknya tidak jauh dari ruang rujukan & haji, yakni hanya terpaut satu ruang saja. Setelah menunggu beberapa saat, saya pun diambil <i>sample</i> darah oleh dokter dan juga menyerahkan <i>sample</i> urine untuk pemeriksaan.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvlU62FlQRozMWwd_L_ymMEfNbBxNIUUH3_Skge0zXRUBIi70kKSyGAbfffLlOlKdBnxmpekCQlL8-yNOQpnkvq9_JiMLppTdCbwxltAWBz_74aptpp1Hr0ljqvJeoViCIYcADJ4iF30_L/s1600/IMG20151005100604.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvlU62FlQRozMWwd_L_ymMEfNbBxNIUUH3_Skge0zXRUBIi70kKSyGAbfffLlOlKdBnxmpekCQlL8-yNOQpnkvq9_JiMLppTdCbwxltAWBz_74aptpp1Hr0ljqvJeoViCIYcADJ4iF30_L/s320/IMG20151005100604.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Laboratorium Puskesmas Cirimekar</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Setelah selesai di ruang laboratorium, saya kemudian diarahkan untuk menuju ruang poli umum untuk pemeriksaan kesehatan selanjutnya. Setelah menunggu beberapa saat, tiba giliran saya diperiksa. Dokter pemeriksa menginformasikan bahwa tekanan darah saya saat itu tergolong rendah. Saya sempat tidak percaya mengingat orang tua saya (khususnya Bapak saya) memiliki riwayat darah tinggi. Dengan ramah, dokter tersebut menjelaskan dengan ramah bahwa belum tentu jika orang tua memiliki darah tinggi maka anaknya juga akan memiliki darah tinggi.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-ibspjrO937V4KNIIIS-AAGZ9dY5_AOgIFE7x9biOMVXnxs5-_jRQ978Lhkcswm_DSb2BbWh1rvaqAcR64r68cqCDuuWuEO-r5seoaTXhDP0bhwV72KNyHV4SoniWh8mrNXXaKvwzt1TR/s1600/IMG20151005102458.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-ibspjrO937V4KNIIIS-AAGZ9dY5_AOgIFE7x9biOMVXnxs5-_jRQ978Lhkcswm_DSb2BbWh1rvaqAcR64r68cqCDuuWuEO-r5seoaTXhDP0bhwV72KNyHV4SoniWh8mrNXXaKvwzt1TR/s320/IMG20151005102458.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ruang Poli Umum</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Setelah selesai pemeriksaan kesehatan di Poli Umum, saya diberi Surat Pengantar Rujukan oleh Dokter untuk pemeriksaan Radiologi dalam rangka <i>Medical Check Up</i> Haji. Saya sempat bertanya apakah ini bisa di-<i>cover </i>oleh BPJS? Dokter menjawab jika atas permintaan sendiri maka tidak dapat di-<i>cover </i>oleh BPJS, alias harus membayar.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Setelah selesai pemeriksaan kesehatan di Poli Umum, saya kembali ke ruang Rujukan & Haji. Saya pun diberi surat keterangan sehat untuk melengkapi persayaratan pendaftaran haji pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor. Mengingat antrian haji yang lama (waktu tunggu berangkat haji) sehingga setiap waktu sangat menentukan dalam memeroleh nomor porsi antrian, Tanpa membuang waktu, kami pun segera berangkat menuju Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor yang berada di Jalan Bersih Cibinong Bogor. </div>
<div style="text-align: justify;">Perjalanan dari Puskesmas Cirimekar menuju Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor dengan menggunakan motor membutuhkan waktu sekitar 15 menit.</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc4WUsUyQUN4v8a5dvJEGTKoRGtRbuZwK8R9FcxwGxavUWJgptl2VXp-0IOw-yeD2sg3gZMAjKLCMER9c6M3qfL-OuhF9F-6Xle_t64O7XODckNbn6vKQ3a7EUbslDcN-yQEOwBYagWjgU/s1600/IMG20151007104215.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc4WUsUyQUN4v8a5dvJEGTKoRGtRbuZwK8R9FcxwGxavUWJgptl2VXp-0IOw-yeD2sg3gZMAjKLCMER9c6M3qfL-OuhF9F-6Xle_t64O7XODckNbn6vKQ3a7EUbslDcN-yQEOwBYagWjgU/s320/IMG20151007104215.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kantor Kemenag Kab. Bogor</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Setelah memarkirkan motor kami langsung bergegas ke dalam dan bertanya ke bagian <i>front office </i>terkait pendaftaran haji. Saya pun kemudian diarahkan ke ruang Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh. Di sini saya dilayani dengan baik oleh petugas pelayanan yang ada dan bertugas saat itu (saya lupa namanya). Saya diberikan formulir untuk diisi dengan lengkap dan diminta untuk menyerahkan berkas-berkas persyaratan pendaftaran (lihat gambar). </div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDWQiU32zxgZAwO3esCxTR0QqM6PHNRh38mXyg5lyw-AzZaQ90srYPDv4nzPK5ujdWfpT5MLBQv8X1j2ewKKyIFfEy5Y6bJ3WSJrShPcj5wX3ApJj0x-giF5FJb3E_qj3Q8pEOaKYyljpw/s1600/IMG20151006112008.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDWQiU32zxgZAwO3esCxTR0QqM6PHNRh38mXyg5lyw-AzZaQ90srYPDv4nzPK5ujdWfpT5MLBQv8X1j2ewKKyIFfEy5Y6bJ3WSJrShPcj5wX3ApJj0x-giF5FJb3E_qj3Q8pEOaKYyljpw/s320/IMG20151006112008.jpg" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Map Berkas Persyaratan Pendaftaran Haji</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6O1pUUGe4Q1GyV3yrarXuF2-xRg0DSY1G0MvSRBDiIg6DWi8C-ibe7BE3pn0s2Pr01MFohUKWp4T1SndDm3stY296q2HO8mMvFd7fGEC46a87U7hHYA6yTJJ6ExcTZNc7lIwN7OnXFrKL/s1600/IMG20151006103923.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6O1pUUGe4Q1GyV3yrarXuF2-xRg0DSY1G0MvSRBDiIg6DWi8C-ibe7BE3pn0s2Pr01MFohUKWp4T1SndDm3stY296q2HO8mMvFd7fGEC46a87U7hHYA6yTJJ6ExcTZNc7lIwN7OnXFrKL/s320/IMG20151006103923.jpg" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ruangan Seksi Penyelenggaraan Haji & Umroh Kemenag Kab. Bogor</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Setelah mengisi formulir dengan lengkap dan menyerahkan berkas-berkas pendaftaran, saya kemudian diarahkan menuju ruang Siskohat untuk pengambilan foto diri.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv1ZfcZ8AzsHLiH2LZO5fBM7uENWnbPrX6QSpyc-kgRwsW8xUOdevk8Mi7j1I_BDdNn1M_W4Gt_D2kIgkr6ftAHctzc1jm9oa_lP-ZatstOD4pIDXvfFLKxFBXX6kh4zvGv706Fux1bCjy/s1600/IMG20151006104012.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv1ZfcZ8AzsHLiH2LZO5fBM7uENWnbPrX6QSpyc-kgRwsW8xUOdevk8Mi7j1I_BDdNn1M_W4Gt_D2kIgkr6ftAHctzc1jm9oa_lP-ZatstOD4pIDXvfFLKxFBXX6kh4zvGv706Fux1bCjy/s320/IMG20151006104012.jpg" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ruang Siskohat Kemenag Kab. Bogor</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Setelah selesai foto, saya diarahkan untuk segera ke bank di mana saya menabung untuk segera diproses perolehan nomor porsi dengan men-<i>debit</i> rekening saya sebesar Rp.25.000.000. Dikarenakan saat itu waktu sudah menunjukkan jam 13.00 WIB, maka saya memutuskan untuk memprosesnya pada esok hari. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Pada keesokan harinya saya langsung pergi ke Bank di mana saya menabung. Sayangnya saya tidak mendokumentasikannya dalam bentuk foto. Singkat cerita, saya diterima di bagian <i>Customer Service</i> lalu setelah menunggu beberapa saat, <i>Alhamdulillah </i>nomor porsi saya pun keluar setelah rekening saya berhasil di-<i>debit </i>oleh bank sebesar Rp25.000.000.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Setelah beres urusan di bank, saya kemudian bergegas menuju kantor Kemenag Kab. Bogor untuk menyerahkan berkas yang telah divalidasi oleh bank. Petugas pelayanan di Kemenag dengan ramah menerima salinan bukti validasi dari bank dan kemudian menyatakan bahwa proses pendaftaran haji untuk diri saya telah dinyatakan lengkap, <i>Alhamdulillah... </i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Sebelum pulang ke rumah, saya sempat bertanya kepada petugas tersebut "perkiraan waktu berangkatnya kapan ya bu?". Petugas itu menjawab "kalau secara sistem sih pak diperkirakan sekitar tahun 2029, tapi itu perkiraan pak, semoga bisa lebih cepat."</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<i>"Yaa Rahmaan"</i> .... meski secara sistem diperkirakan saya harus menunggu selama 14 tahun untuk dapat menunaikan Rukun Islam yang ke-5 ini, namun saya yakin jika Allah SWT berkehendak, maka tidak ada yang tidak mungkin, semoga bisa (jauh) lebih cepat dari estimasi tersebut. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Tulisan di <i>blog</i> ini turut menjadi saksi bisu atas segala proses, asa, do'a dan cerita saya dalam berikhtiar ini. Kisah ini untuk sementara saya cukupkan dulu sampai di sini. Insya Allah akan dilanjutkan kembali pada waktu yang akan datang.... Berapa lama lagi? 14 tahun lagi? 10 tahun lagi? atau mungkin 1 tahun lagi? <i>Wallahu'alam bissawab... </i>Mohon do'a baik dari anda semuanya.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b><a href="http://facebook.com/budisetiawan999">Budi Setiawan</a></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b>Bogor, 17 Desember 2015</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
===============</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b>Tambahan:</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Oh ya saya tambahkan beberapa gambar di bawah ini, dokumentasi ketika saya melakukan <i>rontgen</i> di RS. PMI Bogor. Pada gambar hasil <i>rontgen </i>memang ada nampak seperti flek. Untuk memastikan bahwa itu TB atau bukan, maka saya melakukan pemeriksaan dahak. <i>Alhamdulillah </i>hasilnya negatif, saya tidak menderita TB. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAqcNWMTKGy4bjA6LHxSqS1PX-LZugHF5ogeMdTBgbIVXEK6SfVlgp3B89LTtdkwuzkWQj3SJ45hbHivAWDiUHRMJO5qJjQOeSTxlfwGZEKBPZSAQpG_sdauejGWSgVHmwvJn2zTCBb6kb/s1600/IMG20151013101444.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAqcNWMTKGy4bjA6LHxSqS1PX-LZugHF5ogeMdTBgbIVXEK6SfVlgp3B89LTtdkwuzkWQj3SJ45hbHivAWDiUHRMJO5qJjQOeSTxlfwGZEKBPZSAQpG_sdauejGWSgVHmwvJn2zTCBb6kb/s320/IMG20151013101444.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">RS. PMI Bogor</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7y2U6ilIjKSxgbOVv8Kq0hAk5fnAtp1Dn3hSJMp91Smp8h4cuVVL6W86amKlc9fjbKz3FmgreTU7TlaVw-tf9rhD57FGMwlQpbFd3NUAlE_lqVYoCDWvvmSr5laWuc0vUYQsZAtXUmJkv/s1600/IMG20151013101349.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7y2U6ilIjKSxgbOVv8Kq0hAk5fnAtp1Dn3hSJMp91Smp8h4cuVVL6W86amKlc9fjbKz3FmgreTU7TlaVw-tf9rhD57FGMwlQpbFd3NUAlE_lqVYoCDWvvmSr5laWuc0vUYQsZAtXUmJkv/s320/IMG20151013101349.jpg" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Administrasi (Kasir)</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4QWG0BM8gd9ognS_dXz4xzhHpcnVMTx5D-kUnv9dPGEeFjsCa07vAk7dDfgHRpsroxmxKQA0zeDM7n6tV1SAZAAyxjtk3LHgtqscuKqrjDCRTkZT4loHMP1TyWNr4gfu98CMVLU_xV0-P/s1600/IMG20151013101301.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4QWG0BM8gd9ognS_dXz4xzhHpcnVMTx5D-kUnv9dPGEeFjsCa07vAk7dDfgHRpsroxmxKQA0zeDM7n6tV1SAZAAyxjtk3LHgtqscuKqrjDCRTkZT4loHMP1TyWNr4gfu98CMVLU_xV0-P/s320/IMG20151013101301.jpg" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Petugas Kasir</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br /><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTqmbeeNtyyrUc-if4P6efYXXnIkNf9dz7cXjAHyQmyhqT1QiLD5VkSUsJ4j-6-8KfrtwtsXtn9dQeMlKRPiDY0PlqETftZUWMFYWu6uMFyAOT35Eg4KwEK5NwO0TVxuYDU-DDqrQSIGup/s1600/IMG20151013101527.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTqmbeeNtyyrUc-if4P6efYXXnIkNf9dz7cXjAHyQmyhqT1QiLD5VkSUsJ4j-6-8KfrtwtsXtn9dQeMlKRPiDY0PlqETftZUWMFYWu6uMFyAOT35Eg4KwEK5NwO0TVxuYDU-DDqrQSIGup/s320/IMG20151013101527.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ruang Instalasi Radiologi</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigSY9gXpYIiRWkuVdgDC5YTEwAsxPZhgBr7d-UaBjMrhiQ5Boipkr2dnGWEhzxrt6gSE7WvGN-Ay-E3BtvRHEMbfWpTAjz3bEZqqbv9MyITeV9IVzBUfHUgzQUpFlszdHgMXauOWGKhJuX/s1600/IMG20151013102041.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigSY9gXpYIiRWkuVdgDC5YTEwAsxPZhgBr7d-UaBjMrhiQ5Boipkr2dnGWEhzxrt6gSE7WvGN-Ay-E3BtvRHEMbfWpTAjz3bEZqqbv9MyITeV9IVzBUfHUgzQUpFlszdHgMXauOWGKhJuX/s320/IMG20151013102041.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Alat <i>Rontgen</i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDCQfAFfkmI7k9H0oaDdO5eeHeAthDimjPYttRmVtbJqabOzSTDvzkCA4c4jnFeVh4Q1K3Z1aY5Pj2qUIUeCwwzpqEFfqECCZfhnIIC3kIPPxdxbTFd0dmMa6wKxioM-kUOUUBv-ynWob_/s1600/IMG20151013102243.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDCQfAFfkmI7k9H0oaDdO5eeHeAthDimjPYttRmVtbJqabOzSTDvzkCA4c4jnFeVh4Q1K3Z1aY5Pj2qUIUeCwwzpqEFfqECCZfhnIIC3kIPPxdxbTFd0dmMa6wKxioM-kUOUUBv-ynWob_/s320/IMG20151013102243.jpg" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Peringatan di Pintu</td></tr>
</tbody></table>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-82169397629583335212015-11-12T02:59:00.007-08:002015-11-12T03:00:48.207-08:00Distribusi Binomial<div style="text-align: justify;">
Distribusi binomial merupakan distribusi probabilitas diskrit dari percobaan yang dilakukan <span style="text-align: justify;">sebanyak <i>n</i> kali dengan tiap-tiap eksperimen (percobaan) memiliki probabilitas/peluang berhasil (p) dan probabilitas gagal (q), serta masing-masing percobaannya tidak saling mempengaruhi atau saling bebas (</span><i style="text-align: justify;">independent</i><span style="text-align: justify;">).</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG1RWYNtgmu9cthyphenhyphenyZRdXyrcdmj6NoH8WaNIL0E8jMkyjIsb8EWOqk5I9gASIKFSS-F8uxNnnkmT7b1QA8gS2Q0ArgfIctNyHzCg2WLX3TYIgilSlqHWO2fWsZu27JwHNDB_PzbZmshgbT/s1600/Distribusi+Binomial1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="237" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG1RWYNtgmu9cthyphenhyphenyZRdXyrcdmj6NoH8WaNIL0E8jMkyjIsb8EWOqk5I9gASIKFSS-F8uxNnnkmT7b1QA8gS2Q0ArgfIctNyHzCg2WLX3TYIgilSlqHWO2fWsZu27JwHNDB_PzbZmshgbT/s320/Distribusi+Binomial1.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgn2zi1vR6shD9iwlS9fUTSzuAEGBKRf9ux6Z6oHJBQeVvarC0Np4VyOWFtfpz2EreFZgZmCPtk6CxAYP5NFnewoNhnlVyfVGxFaRqEFwnCBqKg0ZdM-CttMqU138hhmqNC86pYGFPl6v9A/s1600/Distribusi+Binomial2.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="238" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgn2zi1vR6shD9iwlS9fUTSzuAEGBKRf9ux6Z6oHJBQeVvarC0Np4VyOWFtfpz2EreFZgZmCPtk6CxAYP5NFnewoNhnlVyfVGxFaRqEFwnCBqKg0ZdM-CttMqU138hhmqNC86pYGFPl6v9A/s320/Distribusi+Binomial2.png" width="320" /></a></div>
<a name='more'></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9RO-B8ZsipsYRBuJPvKpf-W32jvWPnvEcaZsiENmwvNT6wu1t1mH3QeNPQZ_ZGPM3TokzJlOvOqJ7VJu-NfEopNhdjisNhXBNyyN_ZDkGiS0J4t4qKin1OgEwoLfUP7wZNelCDY-rKc9a/s1600/Distribusi+Binomial3.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9RO-B8ZsipsYRBuJPvKpf-W32jvWPnvEcaZsiENmwvNT6wu1t1mH3QeNPQZ_ZGPM3TokzJlOvOqJ7VJu-NfEopNhdjisNhXBNyyN_ZDkGiS0J4t4qKin1OgEwoLfUP7wZNelCDY-rKc9a/s320/Distribusi+Binomial3.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZlayxBWz0w2WC9og5pQ-_tmUU-7yxPPoMVIeMZTNLekCx6gEeDlDV5HYwbgPHHd91Sqq6k-ydCm40MlUkMYnxmB8rI_sdpGVMzhmhqdvzyENTjzHx94J5fTLnwnYvtiWLvQekZoHi32yA/s1600/Distribusi+Binomial4.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="238" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZlayxBWz0w2WC9og5pQ-_tmUU-7yxPPoMVIeMZTNLekCx6gEeDlDV5HYwbgPHHd91Sqq6k-ydCm40MlUkMYnxmB8rI_sdpGVMzhmhqdvzyENTjzHx94J5fTLnwnYvtiWLvQekZoHi32yA/s320/Distribusi+Binomial4.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAbrfPtmVM-T0qMAgBAlTJHLhr2Y8np3VZhc6iXQoW3q8OwS8_v2uTDBOwfU7Rg3NDuESMtWxoAsmaCJqV6DtmljzVoq182ZXAqKh0v1Jw-72TNAZwyLOJAGsFNQ_MZxUJd6T0IwsSyGck/s1600/Distribusi+Binomial5.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="238" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAbrfPtmVM-T0qMAgBAlTJHLhr2Y8np3VZhc6iXQoW3q8OwS8_v2uTDBOwfU7Rg3NDuESMtWxoAsmaCJqV6DtmljzVoq182ZXAqKh0v1Jw-72TNAZwyLOJAGsFNQ_MZxUJd6T0IwsSyGck/s320/Distribusi+Binomial5.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFa4gK5TzCKcKX39UX8gqqP6xRbim3Fg-_X3eUCtIFOCB2Pu0Qe3u7DCqm8cgOZPx55qKLftuigGP-is_guvC8zr-5uCOtMOpupEU_T84o6RauPN-pMKz9U1oMKMTNS14Lrud13pbuKJ83/s1600/Distribusi+Binomial6.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="238" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFa4gK5TzCKcKX39UX8gqqP6xRbim3Fg-_X3eUCtIFOCB2Pu0Qe3u7DCqm8cgOZPx55qKLftuigGP-is_guvC8zr-5uCOtMOpupEU_T84o6RauPN-pMKz9U1oMKMTNS14Lrud13pbuKJ83/s320/Distribusi+Binomial6.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikusXQ8K2DYEiPDMLE2v_0XvA97aGxQOf0WAMA8jpiG5heMVSAFU1mbAx-lZyQWlA2AxDVHnP09fkw-X2HMp0RV9K8q5m8Ekz9cWXiauyxJ0_Ngss0_KJJ9ZtlyGb5qkzW1BeCJTtjUFYk/s1600/Distribusi+Binomial7.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="238" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikusXQ8K2DYEiPDMLE2v_0XvA97aGxQOf0WAMA8jpiG5heMVSAFU1mbAx-lZyQWlA2AxDVHnP09fkw-X2HMp0RV9K8q5m8Ekz9cWXiauyxJ0_Ngss0_KJJ9ZtlyGb5qkzW1BeCJTtjUFYk/s320/Distribusi+Binomial7.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMdY559urHaE4F6tutL5rHcUe6n5FLDGQK36PRM_DBesUVWomtex0gVdl8MGvPcMvKFzSmJDzkhxt2j7pAH9uv2rA2NbpMJUo0E_YXuIUW973dwj1DQojQDyy4HiLUBhJjVnmbeshEQsJF/s1600/Distribusi+Binomial8.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="237" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMdY559urHaE4F6tutL5rHcUe6n5FLDGQK36PRM_DBesUVWomtex0gVdl8MGvPcMvKFzSmJDzkhxt2j7pAH9uv2rA2NbpMJUo0E_YXuIUW973dwj1DQojQDyy4HiLUBhJjVnmbeshEQsJF/s320/Distribusi+Binomial8.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHrj2ASP_Kuo8Jh7DFawkZEw4SWMxDLLQhxSz5_W_RRxAelIbBcDFb-pdgVvaDGJSpOy8I3WGYBmD3M6AEjybY0XHZFNOptmq0GDeEmRDiCmy_O3Rv_q8_DaDYaSSPvfV4iSPY3H3w7p89/s1600/Distribusi+Binomial9.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHrj2ASP_Kuo8Jh7DFawkZEw4SWMxDLLQhxSz5_W_RRxAelIbBcDFb-pdgVvaDGJSpOy8I3WGYBmD3M6AEjybY0XHZFNOptmq0GDeEmRDiCmy_O3Rv_q8_DaDYaSSPvfV4iSPY3H3w7p89/s320/Distribusi+Binomial9.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzc2w4JP-YgOgWusW2lP8jjdFK9SYI1RAufDsOTPISndUzQqNbd6NeOwvoFzD7mZWIH_8aQ_kjzKd7eg9WnQG_wYoehJjTsdsodoRAsA-49-myQW3MggPcrWUTSKVQMKfb5KgmBDWtIiYr/s1600/Distribusi+Binomial10.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="238" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzc2w4JP-YgOgWusW2lP8jjdFK9SYI1RAufDsOTPISndUzQqNbd6NeOwvoFzD7mZWIH_8aQ_kjzKd7eg9WnQG_wYoehJjTsdsodoRAsA-49-myQW3MggPcrWUTSKVQMKfb5KgmBDWtIiYr/s320/Distribusi+Binomial10.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Demikian posting mengenai Distribusi Binomial ini disampaikan, semoga ada manfaat positif yang dapat kita peroleh bersama. Terima kasih.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Salam</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="http://budisetiawan999.blogspot.com/">Belajar dan Berbagi bersama Budi Setiawan</a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1097595651578284127.post-46315314775044603542015-10-19T03:51:00.001-07:002024-03-22T22:42:16.539-07:00Pengukuran Variabel<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>
<br />
<b>Pendahuluan</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Pengukuran variabel merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah kegiatan penelitian dan sebagai aspek penting dalam desain penelitian. Peneliti tidak dapat melakukan pengujian hipotesis dan memeroleh jawaban akan isu-isu penelitian, tanpa adanya pengukuran variabel. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengukurannya menjadi problematika tersendiri ketika yang akan diukur adalah persepsi, sikap, maupun perasaan subjektif dari individu-individu yang menjadi subjek penelitian. Variabel yang bersifat subjektif ini menjadi kendala atau permasalahan utama dalam penelitian di bidang ilmu manajemen. Hal ini disebabkan peneliti dihadapkan pada variabel konsep yang masih abstrak dan samar-samar. Dengan demikian maka dibutuhkan adanya tahapan yang dapat membuat variabel konsep ini menjadi variabel operasional.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><b>Operasionalisasi dan Definisi Operasional</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Bambang S. Soedibjo (2005) menjelaskan operasionalisasi adalah salah satu langkah setelah kita melakukan konseptualisasi dan merupakan suatu proses untuk mengembangkan apa yang disebut sebagai definisi operasional. Definisi operasional adalah definisi konkrit atau spesifik dari konsep atau konsrak yang akan diukur. Definisi operasional diturunkan berdasarkan dimensi perilaku, faset atau sifat yang dimiliki oleh sebuah konsep.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Misalnya saja konsep belajar yang merupakan konsep penting dalam dunia pendidikan. Apa yang akan kita ukur dari konsep belajar ini? Dimensi apa yang terkandung dalam konsep ini? Apa yang menjadi indikatornya? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Agar peneliti dapat mengembangkan definisi operasional dari konsep yang akan diteliti, maka dibutuhkan studi literatur atau tinjauan pustaka dari berbagai referensi kompeten dan selaras, seperti dari artikel jurnal ilmiah maupun dari buku-buku yang terkait dengan bidang pendidikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Contohnya di bidang manajemen pemasaran adalah konsep kualitas jasa dari Valerie A. Zeithmal, A. Parasuraman dan Leonard L. Berry (1990). Mereka berhasil menemukan dimensi yang terkandung dalam kualitas jasa, ditetapkan sebanyak 5 (lima) dimensi yang dianggap cukup menggambarkan konsep kualitas jasa yaitu: <i>Tangible, Reliability, Assurance, Empathy, </i>dan<i> Responsiveness. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Definisi operasional merupakan sebuah konsep yang tidak berisikan alasan-alasan, anteseden, akibat maupun hubungan antar konsep. Definisi operasional memberikan penjelasan karakteristik yang bisa diamati, agar memeroleh ukuran dari sebuah konsep. Tips praktis bagi peneliti pemula dalam meneliti adalah banyak melakukan studi literatur yang relevan dengan topik penelitian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Skala Pengukuran</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Skala pengukuran adalah suatu alat mekanisme di mana individual dibedakan antara yang satu dengan yang lain mengacu pada variabel yang ingin dikaji. Terdapat empat jenis skala, yaitu nominal, ordinal, interval dan rasio.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Budi Setiawan (2013) menjelaskan tentang empat jenis skala pengukuran tersebut, yaitu sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
Jenis skala data untuk data kualitatif, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Skala Nominal</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Skala ini memberikan arti pada angka maupun nomor hanya sebagai label atau tanda untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan objek. Dengan kata lain, dalam skala Nominal, angka hanya berfungsi untuk membedakan dan sebagai simbol saja. Angka atau nomor yang lebih besar tidak mempunyai arti lebih tinggi atau lebih baik dari angka yang lebih kecil.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Contoh:</div>
<div style="text-align: justify;">
Agama <span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>: <span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Islam = 1, Hindu = 2, Kristen = 3</div>
<div style="text-align: justify;">
Suku Bangsa <span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>: <span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Madura = 1, Jawa = 2, Sunda = 3</div>
<div style="text-align: justify;">
Jenis kelamin<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>: <span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Wanita = 0, Pria = 1</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Skala Ordinal</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada skala ini, selain dapat dibedakan (berfungsi sebagai nominal) juga memiliki urutan tingkatan dan jarak yang tidak sama, tidak sampai berapa kali. Peringkat yang berbeda tidak menunjukkan besarnya perbedaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Contoh:</div>
<div style="text-align: justify;">
Pendidikan <span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>: <span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>≤ SMA = 1, Diploma = 2, Sarjana = 3, Pascasarjana= 4</div>
<div style="text-align: justify;">
Jabatan kerja<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>: <span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Staff = 1, Supervisor = 2, Manajer = 3</div>
<div style="text-align: justify;">
Harga Barang<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>: <span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span> ≤ Rp. 2.000.000 = 1, Rp.2.000.001 – 3.000.000 = 2, > Rp.3.000.000 = 3</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jenis skala data untuk data kuantitatif, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Skala Interval</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada skala ini, angka yang selain berfungsi sebagai nominal (dapat dibedakan) dan ordinal (memiliki tingkatan), juga menunjukkan jarak yang sama namun tidak sampai berapa kali, dan tidak memiliki titik asal nol. </div>
<div style="text-align: justify;">
Contoh paling mudah dari skala interval adalah suhu. Jika ditunjukkan suhu 0oC bukan berarti tidak terdapat suhu, namun merupakan penunjuk tingkat suhu yang rendah. Perhatikan beberapa contoh sebagai berikut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Contoh:</div>
<div style="text-align: justify;">
Suhu ruangan yang naik dari 20o C sampai 30 o C, memiliki selisih jarak yang sama antara 40 o C sampai 50 o C, yakni 10 o C. Keadaan ini tidak dapat diartikan bahwa tingkat panas dari 20 o C sampai 30 o C terjadi kenaikan 1,5 kali.</div>
<div style="text-align: justify;">
Contoh:</div>
<div style="text-align: justify;">
Jarak antara jam 1 ke jam 3 memiliki selisih jarak yang sama dengan jam 3 ke jam 5, yakni 2 jam. Keadaan ini tidak dapat diartikan bahwa jam 3 adalah 3 kali jam 1.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Skala Rasio</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Skala Rasio merupakan jenis skala yang paling powerful, karena memberi makna pada angka atau nomor sebagai label, peringkat, dan perbedaan besaran pada objek yang diukur, serta menunjukkan berapa kali, dikarenakan memiliki titik asal nol (benar-benar nol, tidak ada, atau kosong). Contoh skala rasio adalah: panjang, tinggi, lebar, berat, usia, suku bunga, nilai, volume penjualan, biaya, pangsa pasar, dan lain-lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
Contoh:</div>
<div style="text-align: justify;">
Volume produksi PT XYZ pada Tahun 2011 adalah 2 ton. Pada Tahun 2012 PT XYZ menerima pesanan tambahan dari importir, sehingga tercatat volume produksinya adalah 6 ton. Hal ini dapat diartikan volume produksi tahun 2012 adalah 3 kali lebih besar dari volume produksi pada Tahun 2011.</div>
<div style="text-align: justify;">
Contoh:</div>
<div style="text-align: justify;">
Dzikri sebagai seorang Manajer Pemasaran pada PT XYZ, memiliki take home pay per bulan sebesar Rp.10 juta. Sedangkan Dian sebagai Manajer SDM memiliki take home pay per bulan sebesar Rp.5 juta. Dengan demikiran dapat dijelaskan bahwa Dzikri memiliki take home pay 2 kali lebih besar dari take home pay Dian. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com4