Wednesday, July 27, 2016

Alasan Organisasi Membutuhkan Riset Pemasaran (LANJUTAN)

Foto: Seminar Nasional Forum Dosen Indonesia di Bandung 2015

Terdapat fenomena global terkait loyalitas pelanggan, yakni organisasi di seluruh dunia telah kehilangan separuh dari pelanggannya setiap 5 tahun. Namun demikian ternyata para manajer pada umumnya telah gagal untuk mengatasi kenyataan atau fakta yang ada di depan mata secara cepat, dengan berusaha mempelajari mengapa para pelanggan tersebut kemudian memutuskan untuk pergi meninggalkannya.

Lebih dari dua per tiga organisasi mengalami kegagalan dalam memuaskan kebutuhan pelanggan superiornya dikarenakan persepsi mereka terhadap apa yang sebenarnya diinginkan pelanggan sangat jauh dari kenyataan.
Hal ini terjadi disebabkan bukan karena mereka tidak memiliki kepedulian terhadap kebutuhan pelanggan, namun hal ini lebih disebabkan karena mereka berupaya mencapai tujuan akhir yang keliru. Dengan demikian maka perusahaan harus melakukan riset yang tepat untuk dapat mempelajari kesalahan apa yang sebenarnya telah terjadi (Reichheld, F. 1996, Shukla, P. 2002)

Tuesday, July 26, 2016

Uji normalitas multivariate dengan teknik scatter-plot dan korelasi antara jarak mahalanobis dengan Chi Square


Saya kutip dari status facebook fans page Belajar dan Berbagi bersama Budi Setiawan tanggal 25/07/2006:

"Beberapa waktu lalu seorang sahabat mengirimkan pesan melalui inbox, bertanya mengenai mahalanobis distance. Sehubungan akses internet yang terbatas menggunakan ponsel, saya belum menjawab secara detail pertanyaan sahabat saya. Kebetulan hari ini saya bertugas mengawas UAS di sore hari, jadi InsyaAllah siang nanti akan saya posting teknis praktisnya dengan SPSS. Sekedar informasi, teknik ini tidak saya bahas di buku biru karena pertimbangan teknisnya yang menurut saya kurang praktis.

Sederhananya begini, teknik ini dapat digunakan untuk uji asumsi normalitas multivariat, dengan hipotesisnya:
Ho : Data berasal dari populasi berdistribusi normal
Ha : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Teknis dengan SPSS:
  1. Run regresi linear - save - distance beri checklist pada mahalanobis. Akan muncul variabel baru Mah_1
  2. Urutkan Mah_1 dengan sort cases ascending
  3. Bikin variabel baru, beri nama katakanlah "J", lalu entry data 1, 2, 3 ... n sesuai banyak data
  4. Hitung probabilitasnya melalui compute variable, masukan rumus ini (J-0,5)/n di mana n adalah banyak data
  5. Muncul variabel baru misal diberi nama Prob_Value
  6. Compute variable lagi, misal beri nama qi lalu pada kolom Numeric Expression adalah IDF.CHISQ(Prob_value,2)
  7. Buat scatter plot dan hitung koefisien korelasinya"


Alhamdulillah koneksi internet sangat memadai di kampus hari ini dan ada waktu luang, sehingga saya bisa berbagi dari sedikit yang saya pahami akan teknik ini. Untuk file latihan, silahkan gunakan file regresi_linear.sav yang ada pada menu "Download" dari blog ini. File tersebut adalah salah satu file latihan yang digunakan sebagai latihan pada buku "Teknik Praktis Analisis Data Penelitian Sosial dan Bisnis dengan SPSS", jika rekan-rekan berminat membeli silahkan klik di sini. Oke berikut ini saya sampaikan tekniknya step by step sesederhana mungkin:

Monday, July 25, 2016

Tip Berinvestasi secara Aman

Foto: Tol Bandung - Jakarta

Tip Perlindungan Konsumen dan Berinvestasi secara Aman dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan)

Mengacu pada Pasal 4 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang OJK, diketahui bahwa salah satu tugas OJK adalah memberikan perlindungan kepada konsumen dan/atau masyarakat. Implementasi pelaksanaan tugas tersebut adalah dengan melakukan dua aksi pendekatan, yakni aksi preventif dan aksi represif.

Sebagai bagian dari aksi preventif, OJK berupaya meningkatkan literasi keuangan yang dapat berimplikasi pada perlindungan konsumen yang baik. Tip Perlindungan Konsumen adalah sebagai berikut:

Saturday, July 23, 2016

Etika dalam Riset Pemasaran


Malhotra (2009) menjelaskan bahwa pada umumnya, riset pemasaran dilaksanakan oleh perusahaan komersial dengan motif utama yang berorientasi pada profit. Terkadang, motif ini menyebabkan peneliti maupun klien mengkompromikan tujuan dan profesionalisme yang terkait dengan proses riset pemasaran. Perusahaan komersial pelaksana riset pemasaran ini dapat berasal dari organisasi riset independen (pemasok eksternal) maupun dari bagian dalam perusahaan (pemasok internal). Stakeholder atau pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan riset pemasaran, setidaknya terdiri dari pelaksana riset, klien, dan responden. Pelaksana riset harus dapat bersikap dan berpikir ilmiah, objektif dan berintegritas tinggi.

Periset harus sedapat mungkin menghindari adanya konflik kepentingan dalam pelaksanaan riset dari klien. Data primer yang dikumpulkan dari responden haruslah objektif dan tidak merugikan responden secara materil maupun imateril. Periset tidak boleh melakukan kebohongan dan manipulasi untuk menaikkan tingkat respons. Periset tidak boleh memaksa responden dan harus meminta izin atau persetujuan kepada responden dalam melakukan kegiatan wawancara maupun pengisian angket. Periset harus memperhatikan kesediaan dan kesiapan responden dalam pengumpulan data primer melalui wawancara maupun pengisian angket. Satu hal yang juga penting untuk diperhatikan adalah sedapat mungkin responden tidak diperlakukan bagai "habis manis sepah dibuang", sehingga ucapan terimakasih dan mungkin sedikit cinderamata dapat dipertimbangkan.

Terhadap klien, periset harus bersikap profesional dan memberikan hasil riset yang berkualitas tinggi bagi pengambilan keputusan manajemen. Periset harus dapat menggunakan metode yang tepat dan handal dalam mengidentifikasi dan merumuskan masalah, sehingga dapat dihasilkan berbagai informasi yang dapat memiliki implikasi manajerial secara empiris. Periset tidak boleh bersikap subjektif dan mengorbankan idealisme profesional dalam melakukan kegiatan riset dengan hasil yang "dikondisikan" akan memberikan hasil yang menyenangkan klien saja. Hal ini dapat saja terjadi atas dorongan finansial, yakni berharap dengan hasil yang menyenangkan klien tersebut, maka klien akan kembali menggunakan jasa periset di kemudian hari.

Pada perspektif lain, klien juga harus dapat menghormati idealisme profesional periset. Klien tidak boleh melakukan intervensi subjektif yang berdampak pada "pengkondisian" hasil riset, sesuai dengan harapan yang telah ditargetkan sebelumnya. Apabila seorang atau sebuah lembaga riset telah dapat dibeli idealismenya, maka kehancuran kredibilitasnya hanya tinggal menunggu waktu. Sebagai contoh, masih ingat kah anda akan hasil quick count beberapa lembaga riset pada pilpres 2014?
Klien dapat saja menginginkan identitasnya dirahasiakan agar tidak diketahui oleh pesaing. Dengan demikian periset harus dapat menjaga rahasia tersebut dengan sebaik mungkin.
23/07/2016

Tuesday, July 19, 2016

Klasifikasi Riset Pemasaran



Berdasarkan kekhususan dari tujuannya, yakni apakah riset yang dilakukan adalah untuk mengatasi permasalahan yang bersifat sangat spesifik ataukah untuk menjelaskan beberapa fenomena pemasaran secara keseluruhan, maka riset pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian.

Klasifikasi riset pemasaran yang pertama adalah riset pemasaran terapan (Applied Marketing Research). William G. Zikmund dan Barry J. Babin (2010:7) menyatakan: "Applied marketing research is conducted to address a specific marketing decision for a specific firm or organization". 
Dengan demikian dapat dipahami bahwa riset pemasaran terapan ini merupakan suatu aktivitas riset dengan tujuan khususnya adalah agar dapat digunakan oleh manajemen organisasi maupun individu dalam pengambilan keputusan pemasaran yang bersifat khusus atau spesifik. Riset pemasaran terapan akan diselaraskan dengan fungsi-fungsi manajemen, sehingga biasanya akan mencakup riset pengembangan, tindakan, dan evaluasi.

Klasifikasi riset pemasaran yang kedua adalah riset pemasaran dasar (Basic Marketing Research). William G. Zikmund dan Barry J. Babin (2010:7) menyatakan: "Basic marketing research is conducted without a specific decision in mind, and it usually does not address the needs of a specific organization. It attempts to expand the limits of marketing knowledge in general, and as such it is not aimed at solving a particular pragmatic problem.Basic research can be used to test the validity of a general marketing theory (one that applies to all of marketing) or to learn more about some market phenomenon".
Dengan demikian maka dapat dipahami bahwa riset pemasaran dasar ini adalah riset dengan tujuan spesifiknya adalah tidak dimaksudkan untuk dapat diterapkan oleh organisasi maupun individu. Riset pemasaran dasar memiliki tujuan khusus dalam menguji validitas teori pemasaran umum bagi pengembangan teori secara konseptual. Riset pemasaran dasar dapat menggunakan pendekatan deduktif (menarik suatu kesimpulan dari pernyataan umum ke pernyataan khusus) dan pendekatan induktif (pernyataan khusus menuju pada kesimpulan umum).

Bersambung...
19/7/2016

Sunday, July 17, 2016

Pemahaman Dasar Riset Pemasaran


I. Pemahaman Dasar Riset Pemasaran
1.1 Definisi Riset Pemasaran
Apa yang ada di benak pikiran anda pertama kali ketika mendengar kata riset pemasaran? Dapat saja secara tiba-tiba yang terlintas di benak pikiran anda adalah serangkaian eksperimen di dalam laboratorium, untuk menguji produk yang akan ditawarkan produsen kepada konsumen di pasar.
Malhotra, N., K. (2009:8) menjelaskan "riset pemasaran adalah identifikasi, pengumpulan, analisis, diseminasi, serta penggunaan informasi secara sistematik dan obyektif untuk membantu manajemen membuat keputusan yang berhubungan dengan identifikasi dan penyelesaian masalah (dan peluang) dalam bidang pemasaran". Definisi riset pemasaran oleh Malhotra (2009) ini lebih menekankan pada kebutuhan manajemen akan informasi dalam hal pengambilan keputusan manajerial.
Riset pemasaran secara sistematik memiliki arti bahwa proses riset pemasaran memerlukan adanya perencanaan yang sistematis, terstruktur dan menyeluruh pada seluruh tahapannya. Riset pemasaran mesti objektif dalam arti tidak memihak dan bebas dari intervensi maupun konflik kepentingan dari berbagai pihak terkait. Periset harus mampu melakukan identifikasi masalah atau peluang riset pemasaran, untuk kemudian masalah atau peluang tersebut dapat didefinisikan secara tepat sehingga mampu menentukan informasi apa saja yang dibutuhkan.
#1 10/7/16
===========
Hair, et al (2009) menyatakan "Marketing research is a systematic process. Tasks in this process include designing methods for collecting information, managing the information collection process, analyzing and interpreting results, and communicating findings to decision makers". Mencermati definisi riset pemasaran dari Hair, et al (2009) tersebut di atas, dapat dipahami bahwa sebagai sebuah proses yang sistematis, maka pada riset pemasaran mencakup aktivitas identifikasi, pengumpulan dan analisis data menjadi informasi yang dapat digunakan secara sistematik dan obyektif oleh manajemen. Informasi ini akan membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan manajerial bagi keberlangsungan dan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. (19/7/16)