Sunday, July 17, 2016

Pemahaman Dasar Riset Pemasaran


I. Pemahaman Dasar Riset Pemasaran
1.1 Definisi Riset Pemasaran
Apa yang ada di benak pikiran anda pertama kali ketika mendengar kata riset pemasaran? Dapat saja secara tiba-tiba yang terlintas di benak pikiran anda adalah serangkaian eksperimen di dalam laboratorium, untuk menguji produk yang akan ditawarkan produsen kepada konsumen di pasar.
Malhotra, N., K. (2009:8) menjelaskan "riset pemasaran adalah identifikasi, pengumpulan, analisis, diseminasi, serta penggunaan informasi secara sistematik dan obyektif untuk membantu manajemen membuat keputusan yang berhubungan dengan identifikasi dan penyelesaian masalah (dan peluang) dalam bidang pemasaran". Definisi riset pemasaran oleh Malhotra (2009) ini lebih menekankan pada kebutuhan manajemen akan informasi dalam hal pengambilan keputusan manajerial.
Riset pemasaran secara sistematik memiliki arti bahwa proses riset pemasaran memerlukan adanya perencanaan yang sistematis, terstruktur dan menyeluruh pada seluruh tahapannya. Riset pemasaran mesti objektif dalam arti tidak memihak dan bebas dari intervensi maupun konflik kepentingan dari berbagai pihak terkait. Periset harus mampu melakukan identifikasi masalah atau peluang riset pemasaran, untuk kemudian masalah atau peluang tersebut dapat didefinisikan secara tepat sehingga mampu menentukan informasi apa saja yang dibutuhkan.
#1 10/7/16
===========
Hair, et al (2009) menyatakan "Marketing research is a systematic process. Tasks in this process include designing methods for collecting information, managing the information collection process, analyzing and interpreting results, and communicating findings to decision makers". Mencermati definisi riset pemasaran dari Hair, et al (2009) tersebut di atas, dapat dipahami bahwa sebagai sebuah proses yang sistematis, maka pada riset pemasaran mencakup aktivitas identifikasi, pengumpulan dan analisis data menjadi informasi yang dapat digunakan secara sistematik dan obyektif oleh manajemen. Informasi ini akan membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan manajerial bagi keberlangsungan dan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. (19/7/16)

1.2 Alasan Organisasi Perlu Melakukan Riset Pemasaran
Setidaknya terdapat dua alasan utama mengapa organisasi perlu melakukan riset pemasaran, bagi keberadaan dan kemajuan organisasi di tengah persaingan yang semakin kompetitif.
Pertama, riset pemasaran perlu dilakukan agar organisasi mampu melakukan identifikasi masalah yang biasanya tidak selalu terlihat jelas di permukaan, namun benar-benar ada. Selain itu, organisasi juga akan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin saja terjadi atau muncul di masa depan. Riset identifikasi masalah ini mampu memberikan informasi yang dibutuhkan organisasi terkait lingkungan pemasarannya, sehingga organisasi secara tepat mampu menentukan masalah. Contohnya, ketika terjadi peningkatan potensi pasar yang semestinya mampu dimanfaatkan organisasi dalam mencapai tujuan, namun organisasi tersebut malah kehilangan pangsa pasarnya. Begitu pula ketika terjadi penurunan potensi pasar dari sebuah organisasi, maka hal tersebut dapat menjadi indikasi adanya kemungkinan organisasi memiliki masalah dalam upaya mencapai pertumbuhan usaha yang telah ditargetkan sebelumnya. Riset identifikasi masalah memiliki beberapa ruang lingkup, di antaranya adalah riset potensi pasar, pangsa pasar, citra merek maupun citra perusahaan, karakteristik pasar, analisis penjualan, peramalan, dan trend bisnis.
Kedua, riset pemasaran perlu dilakukan organisasi agar memiliki kemampuan yang baik dalam menyelesaikan masalah. Ketika organisasi telah mampu melakukan identifikasi masalah dengan baik, maka riset penyelesaian masalah dilakukan untuk menghasilkan solusi dari masalah pemasaran yang spesifik. Ruang lingkup riset penyelesaian masalah pemasaran di antaranya adalah terdiri dari riset segmentasi, penetapan target pasar, positioning, dan bauran pemasaran.
Organisasi perlu melakukan riset identifikasi masalah dan riset penyelesaian masalah secara bersamaan atau tidak terpisah, dengan mengikuti proses riset pemasaran umum. Hal ini agar organisasi dapat mencapai tujuan usahanya secara optimal di tengah persaingan usaha yang semakin kompetitif dari waktu ke waktu
‪#‎2‬ 15/7/2016
==================
1.3 Proses Riset Pemasaran
Malhotra (2009) menjelaskan bahwa secara konseptual terdapat enam langkah dari proses riset pemasaran umum.
Langkah 1: Definisi Masalah
Definisi masalah ini mencakup berbagai kegiatan fokus diskusi kelompok (focus group discussion) maupun wawancara mendalam dengan para pakar industri dan atau para pengambil keputusan manajerial yang terkait dengan topik riset. Selain dengan diskusi, wawancara, definisi masalah juga dapat mencakup kegiatan analisis data sekunder yang menjadi fenomena manajerial sehingga kemudian difokuskan menjadi fenomena riset.
Pada langkah pertama ini, peneliti harus memperhatikan dengan seksama maksud dilakukannya riset, informasi latar belakang yang terkait dan sesuai (relevan) dengan kegiatan riset, informasi apa saja yang dibutuhkan, dan bagaimana informasi tersebut kemudian akan dipakai dalam pembuatan keputusan.
Langkah 2: Pengembangan pendekatan terhadap masalah
Pada langkah kedua ini, maka dilakukan formulasi tujuan atau bingkai kerja teoritis, model analitis, pertanyaan riset, serta hipotesis dan identifikasi informasi yang dibutuhkan. Peneliti juga dapat melakukan diskusi dengan pakar manajemen maupun pakar industri yang relevan, analisis data sekunder, riset kualitatif melalui wawancara maupun observasi, dan pertimbangan-pertimbangan pragmatis.
Langkah 3: Formulasi Rancangan Riset
Rancangan riset merupakan bingkai kerja (blue print) bagi peneliti dalam melaksanakan kegiatan riset. Secara sederhana, langkah formulasi rancangan riset adalah sebagai berikut:
a. Penentuan informasi yang dibutuhkan
b. Analisis data sekunder
c. Riset kualitatif
d. Metoda pengumpulan data kuantitatif (survey, observasi, dan percobaan)
e. Prosedur pengukuran dan penetapan skala
f. Rancangan angket
g. Rencana teknik analisis data
Langkah 4: Kerja lapangan atau pengumpulan data
Pada langkah 4 ini, peneliti melakukan kerja lapangan atau pengumpulan data dengan melibatkan bantuan tenaga lapangan yang bersifat alih daya. Peneliti harus melakukan seleksi yang sesuai, memberikan pelatihan teknis, melakukan pengawasan dan evaluasi dari tenaga lapangan tersebut, sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam proses pengumpulan data
Langkah 5: Penyiapan dan Analisis Data
Pada langkah 5 ini, peneliti harus melakukan penyuntingan (editing), pengkodean, transkripsi dan verifikasi data. Setiap format angket, wawancara maupun observasi dilakukan pemeriksaan dan penyuntingan mauupun perbaikan jika dibutuhkan. Peneliti menggunakan kode nomor maupun huruf untuk mewakili tanggapan dari setiap pertanyaan yang terdapat di dalam angket. Data kuantitatif yang telah terkumpul melalui instrumen angket, kemudian di-input ke dalam program komputer untuk selanjutnya dapat dilakukan proses analisis data yang tepat. Hasil analisis data tersebut akan memberikan berbagai informasi yang relevan dengan komponen masalah riset pemasaran yang telah didefinisikan sebelumnya, sehingga dengan demikian menjadi masukan berharga bagi masalah keputusan manajerial.
Langkah 6: Penyiapan dan Presentasi Laporan
Seluruh kegiatan penelitian harus didokumentasikan dalam bentuk laporan tertulis, dengan format yang komprehensif sehingga manajemen dapat dengan mudah menggunakan temuan riset tersebut dalam proses pembuatan keputusan berbasis data empiris. Presentasi laporan disampaikan secara lisan di hadapan manajemen atau pihak pemberi proyek riset, dengan menggunakan teknik presentasi yang baik dan didukung oleh penggunaan software presentasi yang tepat.
#3 18/7/2016

0 comments:

Post a Comment